Solo (ANTARA News) - Ketua Umum Persis Solo F.X. Hadi Rudyatmo, menyayangkan adanya upaya-upaya hendak menjegal timnya yang berambisi masuk Liga Super Indonesia (ISL), pada saat dua pertandingan di delapan besar Divisi Utama LI 2014.

"Saya akan tanyakan ke Sekjen PSSI Djoko Driyono, agar cara-cara seperti itu, segera diakhiri. Hal ini, demi sportifitas sepak bola Indonesia," kata Rudyatmo yang juga menjabat Wali Kota Surakarta, di Solo, Jumat.

Menurut Rudyatmo, pihaknya segera menghubungi PSSI agar cara-cara mafia pertandingan dalam kompetirsi segera dihentikan. Karena, hal ini jika masih berlangsung jangan berharap tim Indonesia dalam Asian Games dapat masuk perempatfinal.

"PSSI mengurus kompetisi saja tidak fair. Gimana perepakbolaan kita ke depan," katanya saat menanggapi dua laga Persis yang selalu dikerjain wasit terus.

Bahkan, Persis Solo sedang menghadapi sanksi dari Komisi Disiplin (Komdis ) PSSI setelah melakukan pertandingan kedua delapan besar melawan tuan rumah Martapura FC di Kalimantan Selatan.

Komdis PSSI akan memnjatuhkan sanksi kepada tiga pemain Persis Solo, yakni Bayu Nugroho, Hendri Aprilianto dan Fandi Edy, skorsing tidak boleh main satu kali pertandingan dan denda masing-masing Rp10 juta.

Selain itu, suporter fanatik Pasoepati juga ikut terkena sanksi tidak boleh mendampingi Persis Solo saat melakukan pertandingan ke kandang lawan.

Menurut Rudyatmo yang juga mantan anggota Komite Normalisasi (KN) PSSI itu, bahwa keputusan PSSI yang memberikan sanksi kepada Persis dinilai tidak mendasar.

"Saya segera menghubungi Sekjen PSSI, Djoko Driyono untuk memastikan dan meminta PSSI menghentikan mafia kompetisi semacam itu," kata Rudyatmo menegaskan.

Ia menjelaskan, pihaknya menilai ada indikasi penggembosan terhadap perjalanan Persis Solo yang mempunyai ambisi ke ISL itu.

"Pemain Persis kesalahan apa, mereka belum ada peringatan kok langsung main sanksi. Pemainnya tidak mendapatkan kartu dari wasit kenapa langsung sanksi. Ah.. ini ada apa," katanya kesal.

Sementara ketiga pemain Persis tersebut mendapatkan ancaman sanksi Komdis, saat Persis bertanding melawan tuan rumah Martapura FC, Rabu (8/10). Pada keputusannya, Komdis menganggap ketiga punggawa Persis itu, melakukan protes dan intimidasi kepada wasit di luar batas, saat memberikan hadiah penalti kepada tuan rumah.

Menurut Manajer Persis Solo, Totok Supriyanto, pihaknya masih menunggu adanya surat resmi sanksi dari Komdis PSSI, menyusul adanya protes yang dilakukan ketiga pemainnya.

Totok Supriyanto menjelaskan dari hasil sidang di Jakarta, Bayu Nugroho, Hendri Aprilianto, dan Fandi Edy diskors satu kali pertandingan dan denda masing-masing Rp10 juta.

Namun, pihaknya berpedoman berupa surat resmi dari Komdis PSSI, jika memang ketiga pemainnya mendapat sanksi.

"Kami memang menyayangkan pemainya mendapatkan sanksi dari Komdis. Karena, hal ini, sangat merugikan tim pada pertandingan selanjutnya.

Menurut dia, protes yang dilakukan ketiga pemain sangat wajar, dan pemain-pemain tim lain juga sering melakukan itu. Hal ini, seharusnya justru wasit yang diusut karena memimpin pertandingan tidak fair play.

"Kami menjadi tuan rumah saja saat menghadapi Borneo FC di Stadion Manahan Solo, dikerjain wasit yang memimpin pertandingan. Apalagi saat main tandang, soal non teknis menjadi pertimbangan pelatih timnya," katanya.

Pewarta: Bambang DM
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2014