Surabaya (ANTARA News) - Wagub Jatim H Saifullah Yusuf mengatakan bahwa antrean haji di provinsi yang dipimpinnya itu sudah mencapai 17 tahun.

"Anda yang datang dari Tanah Suci sekarang termasuk beruntung, karena banyak yang ingin ke sana tapi nggak berangkat karena antre," katanya setelah menyambut kepulangan jamaah haji Kloter 1/Jatim di Asrama Haji Debarkasi Surabaya, Jumat sore.

Didampingi Kepala Kanwil Kemenag Jatim H Mahfudh Shodar dan Sekretaris PPIH Debarkasi Surabaya HM Sakur, ia menjelaskan Jatim selama ini mendapatkan kuota sekitar 34.000 orang per tahun, tapi dalam dua tahun terakhir hanya 27.000 orang.

"Karena itu, saya minta Kemenag melobi pemerintah Saudi Arabia untuk mengubah sistem kuota haji saat ini agar tidak semakin banyak antrean," katanya.

Menurut birokrat yang akrab disapa Gus Ipul itu, bila sistem kuota haji seperti selama ini (satu orang per seribu penduduk yang beragama Islam), maka antrean haji dari Indonesia akan semakin panjang.

"Buktinya, calon haji di Jatim yang dulunya hanya antre selama 4-5 tahun, tapi kalau sekarang (2014) mendaftar, maka akan berangkat pada 2031. Artinya, antreannya sudah sampai 17 tahun," katanya.

Ia berharap jika perluasan Masjidil Haram sudah tuntas, maka kuota haji untuk Indonesia bisa meningkat dengan sistem kuota bukan didasarkan jumlah penduduk Muslim, melainkan sistem kuota yang didasarkan persentase besaran penduduk Muslim pada suatu negara.

"Syukur-syukur, nantinya kuota untuk Jatim bisa naik dari 34.000-an menjadi 50.000-an, sehingga antrean tidak semakin panjang," kata salah seorang pejabat yang juga Ketua PBNU itu.

Tahun 2014, Jatim memberangkatkan 27.046 orang anggota haji dan ratusan petugas haji ke Tanah Suci, tapi ada juga ratusan calon haji dari Provinsi Bali (512 orang) dan NTT (521 orang) yang berangkat dari Embarkasi/Debarkasi Surabaya yang semuanya terbagi dalam 64 kloter.

"Untuk Kloter 1 yang disambut Gus Ipul terdiri dari 442 orang anggota haji ketika berangkat ke Tanah Suci, tapi saat kepulangan menjadi 449 orang, karena ada tujuh anggota haji yang mutasi dari kloter lain yakni kloter 2, 7, dan 10," kata Kepala Kanwil Kemenag Jatim H Mahfudh Shodar.

Selain itu, jamaah haji Jatim hingga kedatangan Kloter 1 tercatat 22 orang meninggal dunia di Tanah Suci. Sebelumnya, ada 16 calon haji yang sudah tiba di asrama haji, tapi akhirnya gagal berangkat karena kesehatannya yang tidak memungkinkan, sehingga mereka dipulangkan ke daerah, bahkan tiga dari 16 calon haji itu pulang setelah seluruh kloter terbang ke Tanah Suci.

(E011/R007)

Pewarta: Edy M Ya'kub
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2014