Dengan belajar di Belanda kita bisa menemukan kembali karakter.
Jakarta (ANTARA News) - Terdapat sekitar 800-1.000 orang mahasiswa Indonesia tengah menuntut ilmu di Belanda.

"Jumlah pelajar Indonesia yang belajar di Belanda mencapai 800-1.000 orang," Indy Hardono, koordinator tim beasiswa StuNed, Jumat.

"Dulu jumlah mahasiswa Indonesia yang kuliah di Belanda lebih banyak, tapi kini Indonesia berada di urutan ketiga di bawah Tiongkok. Sementara di daratan Eropa, mahasiswa Jerman masih menduduki urutan teratas dalam hal jumlah mahasiswa yang berkuliah di Belanda," tambahnya.

Nuffic Neso Indonesia atau Neso Indonesia menangani beasiswa StuNed, yaitu beasiswa kerjasama bilateral antara pemerintah Belanda dan pemerintah Indonesia. Neso menyediakan informasi tentang lebih dari 2.100 program studi internasional di Belanda.

Salah satu penerima beasiswa StuNed adalah Lailly Prihatiningtyas, yang menjadi direktur utama termuda pertama di Badan Usaha Milik Negara (BUMN).

Selain itu ada Giri Suprapdiono, yang kini menjabat Direktur Gratifikasi KPK.

Immanuel Hutasoit, salah satu penerima program beasiswa StuNed, berkata, "Perbedaan antara sistem pendidikan di Indonesia dan Belanda adalah di Belanda membiasakan pelajar untuk berdiskusi dan mengemukakan pendapat."

"Misalkan di Indonesia kita diminta dosen mempelajari bab 4 dan 5 lalu diminta untuk tahu tentang isinya, kalau di Belanda kita diminta untuk melihat apa yang tidak kita setujui dari bab itu. Otomatis kita akan mempelajari dan mencari tahu apa yang kurang. Karena di buku kebanyakan hanya satu pendapat yang dikemukakan," katanya.

Selain itu, menurut Hellena Souisa, dengan belajar di Belanda membuatnya terbiasa dengan perbedaan dan keragaman serta menghargai privasi orang.

"Dengan belajar di Belanda kita bisa menemukan kembali karakter. Selain itu, lebih menghargai perbedaan, keragaman, dan privasi orang," katanya.

Ada dua jenis utama perguruan tinggi di Belanda, yakni universitas ilmu terapan dan universitas riset. Selain itu ada institusi pendidikan internasional yang menawarkan pendidikan lanjutan di topik khusus di berbagai bidang.

"Di Belanda ada 14 universitas riset dan 40 universitas Belanda," kata Indy Hardono.

Beberapa program studi yang ditawarkan di Belanda dalam bahasa Inggris, meliputi agriculture and environment; economics, commerce, management, and accounting; engineering; general programmes; health care, social services, and care services; hotel, catering, tourism, leisure, transport, and logistics; humanities, social science, communication, and arts; law, public administration, public order, and safety; mathematics, natural sciences, and computer science; teacher training.

"Program studi yang populer itu ekonomi, water improvement, dan hukum," tambah Indy lagi.

Persyaratan dan informasi tentang beasiswa StuNed dapat ditemukan di www.nesoindonesia.or.id.

Pewarta: Okta Antikasari
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2014