Shanghai (ANTARA News) - Roger Federer menghentikan laju petenis peringkat satu dunia Novak Djokovic ketika ia meraih kemenangan 6-4, 6-4 pada Shanghai Masters yang berlangsung pada Sabtu, yang membuat dirinya melangkah ke final untuk menghadapi petenis non unggulan asal Prancis Gilles Simon.

Petenis Swiss berusia 33 tahun itu tampil agresif saat menghadapi lawannya yang lebih muda, yang mencatatkan laju 28 kemenangan beruntun di Tiongkok, dan mengonversi match point ketiganya dengan voli backhand untuk mengakhiri pembantaian di semifinal yang berlangsung selama satu jam 35 menit.

Federer, yang akan kembali ke urutan kedua daftar peringkat dunia pada Senin, mematahkan serve lawannya pada game kelima di set pertama setelah sepasang unforced error dari dua kali juara Shanghai Masters tersebut.

Juara Grand Slam sebanyak 17 kali itu, yang merupakan unggulan ketiga di Shanghai, kembali melakukan break pada game pembuka di set kedua dan mendapat balas dendam yang manis untuk kekalahannya pada pertemuan terakhir mereka, di final Wimbledon pada Juli.

Djokovic terlihat menggerutu dan frustrasi sepanjang pertandingan, namun ia tetap memuji lawannya.

"Saya pikir saya tidak bermain terlalu buruk," ucapnya. "Itu hanya ia memainkan semua yang ingin ia mainkan. Ia memainkan pertandingan sempurna."

"Saya pikir ia akan mengatakan kepada Anda bagaimana yang dirasakannya, namun itulah yang rasa ia mainkan. Ia memainkan pertandingan yang mengagumkan."

Federer melepaskan 35 pukulan kemenangan, lebih banyak empat pukulan dibanding lawannya, melakukan lebih sedikit kesalahan dan hanya menghadapi satu break point pada pertandingan yang mampu ia gagalkan.

"Itu adalah pertandingan hebat, saya setuju," kata Federer. "Saya pikir saya bermain sangat baik. Tidak ada satupun hal di pertandingan hari ini yang tidak berjalan dengan baik."

"Saya pikir ini merupakan pertandingan level tinggi. Saya gembira sampai tidak percaya dengan cara hal ini berlangsung."

Pada pertandingan sebelumnya, Simon melajua ke final Masters Series pertamanya dalam enam tahun, setelah menaklukkan petenis Spanyol Feliciano Lopez.

Petenis peringkat 29 dunia itu menghadapi sedikit tekanan pada servenya dan mendominasi pertandingan dari baseline dengan serangkaian grounstroke untuk menaklukkan Lopez (33) dengan skor 6-2, 7-6 (1).

Lopez, yang menaklukkan Rafael Nadal pada putaran kedua, melepaskan pukulan voli backhand yang mengenai net untuk membuat Simon mendapatkan break pertama pada pertandingan ini di game ketiga, dan petenis Spanyol itu hanya dapat menyalahkan dirinya sendiri kedua ia melakukan double fault pada break kedua.

Petenis peringkat 21 dunia itu akhirnya mampu mengubah skor menjadi 5-2, namun petenis Prancis lawannya mampu menuntaskan set dalam waktu 25 menit dengan pukulan ace ke tengah lapangan yang tidak dapat dijangkau dari tangan kiri.

Lopez mencampur taktik-taktiknya pada set kedua, memilih untuk menyerang lebih banyak di dekat net untuk merepotkan lawannya, di mana sebagian upaya berhasil namun ia kalah pada tiebreak dengan skor 7-1, akibat kesalahan gandanya, saat bola pengembaliannya mengenai net dan smash-smash yang terlalu keras.

Federer memiliki rekor head-to-head 4-2 atas Simon, yang hanya pernah tampil di final Masters Series sebelumnya pada 2008 di Madrid, dan menyuarakan peringatan untuk lawannya yang akan dihadapi pada Minggu.

"Saya tidak akan datang ke pertandingan dan bermain buruk," ucapnya. "Itu tidak akan terjadi - bukan di final-final, bukan saat melawan Simon. Itulah kepercayaan diri yang saya miliki sekarang," demikian dilansir Reuters.
(H-RF)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2014