Gaza tidak dapat dibangun ulang tanpa partisipasi dan kerja sama dari Israel."
Kairo (ANTARA News) - Sejumlah negara donor menjanjikan bantuan pembangunan ulang Jalur Gaza sebesar 5,4 milyar dolar AS atau sekitar Rp64,8 triltun.

Janji tersebut disampaikan dalam konferensi di Kairo yang diselenggarakan untuk menggalang dana rekonstruksi Gaza yang rusak akibat serangan Israel pada Juli-Agustus lalu, lapor AFP.

"Para peserta berkomitmen memberi bantuan sebesar 5,4 milyar dolar AS," kata Menteri Luar Negeri Norwegia Boerge Brende saat membacakan penyataan penutup konferensi.

Qatar menjadi negara donor terbesar dengan bantuan senilai satu milyar dolar AS.

Amerika Serikat akan mengalokasikan dana sekitar 212 juta dolar AS, Uni Eropa sebesar 450 euro, sementara Uni Emirat Arab dan Kuwait masing-masing 200 juta dolar AS.

Jumlah total bantuan tersebut melampaui permintaan Palestina yang memperkirakan pembangunan Gaza memerlukan sekitar 4 milyar dolar AS.

Meskipun bantuan itu melampaui permintaan Palestina, muncul kekhawatiran Gaza akan kembali hancur karena peperangan kembali terulang.

Sekretaris Jenderal PBB, Ban Ki-moon menyatakan kekhawatiran tersebut saat dia mengatakan kepada peserta konferensi bahwa situasi di Gaza masih berpotensi untuk terjadi konflik.

"Situasi di Gaza masih genting. Konflik (pada Agustus lalu) harus menjadi yang terakhir," kata Ban.

Sementara itu pemerintah Palestina sendiri dalam di tempat yang sama memaparkan rencana rekonstruksi Gaza setebal 76 halaman lengkap dengan pembagian tugas pembangunan perumahan.

"Gaza telah menderita karena tiga perang selama enam tahun terakhir. Hampir semua perumahan telah hancur," kata Presiden Palestina Mahmoud Abbas.

Di sisi lain untuk mencegah terulangnya kembali konflik yang akan kembali menghancurkan Gaza, Menteri Luar Negeri Amerika Serikat John Kerry mendesak agar Israel dan Palestina untuk memperbarui upaya perdamaian yang sempat gagal pada tahun ini.

Kerry dijadwalkan akan bertemu Abbas untuk merundingkan perdamaian dengan Israel dan memaksa pemimpin Palestina itu membatalkan upaya mendapatkan pengakuan internasional di PBB.

Konflik di Gaza pada Juli-Agustus lalu telah menewaskan hampir 2.200 warga Palestina--sebagian besar di antaranya adalah warga sipil. Sementara Israel sendiri kehilangan 73 nyawa--sebagian besar tentara.

Konflik itu juga membuat 100.000 warga -- dari total populasi 1,7 juta jiwa -- kehilangan rumah.

Israel sendiri tidak diundang untuk menghadiri konferensi di Kairo, namun Menteri Luar Negeri Avigdor Lieberman mengingatkan bahwa upaya pembangunan Gaza harus melibatkan pemerintahan di negaranya.

"Gaza tidak dapat dibangun ulang tanpa partisipasi dan kerja sama dari Israel," kata Lieberman kepada portal berita Ynet.


Penerjemah: GM Nur Lintang Muhammad

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2014