Kolkata (ANTARA News) - Orang paling kaya di India Mukesh Ambani meresmikan mulainya liga sepak bola profesional baru di negeri itu yang diharapkan memciu ledakan minat warga pada cabang olah raga yang selama ini kalah populer dari kriket tersebut.

Pria yang mendanai Liga Super India (ISL) itu berharap liga profesional sepak bola ini akan mendorong popularitas cabang olah raga tersebut di kalangan kaum muda India.

"Sungguh awal yang fantastis untuk ISL," kata dia Minggu larut malam waktu India setelah Atletico de Kolkata membantai Mumbai City 3-0 di hadapan 70.000 pendukungnya dalam seremoni pembukaan liga tersebut.

"Saya berharap ini akan mengikat semua kaum muda, kami menantikan kaum muda India berpartisipasi dalam sepak bola," kata Ambani yang adalah bos raksasa bisnis Reliance Industries.

Dikelola seperti liga kriket India (Liga Premier India), delapan klub ambil bagian dalam kompetisi sepuluh pekan yang disiarkan Star TV milik Rupert Murdoch dan disokong raksasa manajemen olah raga IMG ini.

Para jawara kriket seperti Sachin Tendulkar dan bintang-bintang Bollywood papan atas adalah pemilik kedelapan klub selain klub Liga Utama Spanyol Atletico Madrid.

ISL ditaburi para pemain veteran internasional seperti mantan gelandang Arsenal Freddie Ljungberg (37), mantan pemain timnas Prancis Nicolas Anelka (35) dan legenda Italia berusia 39 tahun Alessandro Del Piero, serta mantan pemain timnas Prancis Robert Pires.

"Atmosfer yang luar biasa," kata Pires yang bermain untuk Goa setelah menyaksikan laga pembuka dari kompetisi ini.

Para pakar menyangsikan suksesnya ISL yang mempunyai tugas berat mengalihkan orientasi hobi 1,25 miliar penduduk yang umumnya penggila kriket. Namun, saat mengunjungi India pada 2007, Presiden FIFA Sepp Blatter menyebut India sebagai raksasa sepak bola dunia yang sedang tertidur.

Tapi negeri ini ada pada peringkat 158 dunia yang sebagian kalangan menyebutnya sebagai biang dari kegagalan pihak berwenang dalam membangun pusat pelatihan dan membina pemain muda, demikian AFP.

Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2014