... sekarang, kita sudah menguasai teknologi itu... "
Jakarta (ANTARA News) - Peneliti utama Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) Prof Evy Kartini mengatakan Indonesia telah mampu menguasai teknologi baterai lithium.

"Kalau lima tahun lalu, ketika dikasih tahu mengenai teknologi itu mungkin kita masih belum mengerti. Tapi sekarang, kita sudah menguasai teknologi itu," ujar Kartini, dalam konferensi pers, di Puspiptek, Serpong, Tangerang Selatan, Banten, Senin.

Baterei lithium adalah baterei yang digerakkan ion metal lithium (rumus kimia Li). Baterei itu dimanfaatkan dalam berbagai bidang, di antaranya baterei telepon seluler maupun baterei mobil listrik hingga baterai untuk alat pacu jantung yang mampu bertahan hingga 20 tahun tanpa henti.

Baterai sebagai catu daya masih menjadi persoalan serius dalam pengembangan dan produksi wahana transportasi. Bobot baterai, sebagai misal, masih mengambil hampir 35-50 persen bobot kendaraan listik.

Dia menjelaskan dengan menggunakan teknik neutron atom ringan maka lithium dan hidrogen dapat diidentifikasi.

"Teknik neutron bisa mengetahui pergerakan lithium. Setelah itu kita bisa memodifikasi," jelas dia.

BATAN telah berhasil memproduksi baterai dalam skala laboratorium. Sedangkan dalam skala produksi massal dilakukan LIPI.

Pemerintah mengalokasikan dana sebesar Rp100 miliar untuk pengembangan dan produksi baterai yang akan digunakan untuk mobil listrik itu.

BATAN mendapatkan dana sebesar Rp20 miliar untuk pembuatan laboratorium dan pengembangan baterai. Sedangkan LIPI mendapat Rp80 miliar untuk produksi.

"Permasalahan utama dari produksi baterai itu adalah belum ditemukannya sumber Lithium, yang berasal dari batuan, karbonat, dan air laut," beber pakar baterei itu.

Kepala BATAN, Djarot Wisnubroto, mengatakan baterai menjadi kebutuhan utama pada masa depan.

"Baterei digunakan mobil listrik maupun telepon seluler," kata dia.

Djarot mengharapkan Indonesia bisa memproduksi baterei dengan kapasitas besar dalam bentuk kecil.

BATAN mengadakan pekan sains internasional yang terdiri dari tiga kegiatan sekaligus pada 13-17 Oktober yakni konferensi internasional material dan teknologi, riset bersama mengenai baterai, dan "AONSA Scattering Neutron School".

Pewarta: Indriani
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2014