Singapura (ANTARA News/Reuters) - Lapangan Singapura yang berpasir memperbesar peluang terjadinya cedera dan minimnya rumput menyulitkan memainkan sepak bola dengan banyak operan, kata pelatih timnas Brazil Dunga pada Senin menjelang pertandingan persahabatan mereka melawan juara Asia Jepang.

Permukaan lapangan Stadion Nasional, titik pusat dari kompleks Sports Hub Australia yang bernilai satu milyar dolar, mendapat banyak kritik ketika staf lapangan mengalami kesulitan dengan iklim tropis di tengah perbedaan permintaan dari sejumlah konser dan ajang olahraga.

Brazil berlatih di lapangan itu untuk pertama kalinya pada Senin, dengan pasir yang kerap terangkat ketika bola memantul di atasnya dan para pemain berlari saat memainkan pertandingan mini.

Klub Juventus memilih untuk melawan resiko itu yang membuat masalah ini mendapat perhatian banyak media massa ketika sang juara Italia memainkan pertandingan persahabatan di sana pada Agustus, di mana Dunga juga mengkhawatirkan keselamatan timnya yang bernilai jutaan dolar di lapangan milik Asosiasi Sepak Bola Singapura itu dengan berkata "sedikit jauh dari apa yang diminta standar-standar internasional."

Tim Brazil akan selalu berusaha menampilkan permainan bagus, namun untuk melakukannya, Anda memerlukan kondisi-kondisi bagus," kata Dunga kepada para pewarta pada Senin.

"Lapangannya... memperbesar peluang pemain-pemain mendapat cedera, karena terdapat banyak pasir dan saya harap pasir tidak membuat lubang-lubang di lapangan sepanjang pertandingan, namun itulah resiko yang akan kami ambil."

"Sebagian besar di antaranya merupakan pasir bukan rumput, dan itu merupakan campuran dari rumput sintesis namun lebih banyak yang sintesis daripada yang alami. Akan sulit untuk mengoperkan bola pada kondisi-kondisi seperti itu."

Perjalanan jauh

Sang pelatih, yang kembali untuk menjalani masa kerja keduanya setelah masa kerja pertamanya berakhir dengan tersingkir di perempat final Piala Dunia pada 2010, masih belum jelas mengenai bagaimana cara untuk melindungo sebagian pemain bintangnya, seperti kapten Neymar, untuk pertandingan Selasa di stadion baru yang berkapasitas 55.000 penonton.

Kapten yang membawa negaranya menjuarai Piala Dunia 1994 itu menyuarakan keinginannya perihal penggunaan pemain pada timnya, yang mengalahkan rival lama Argentina dengan skor 2-0 pada derby Superclasico di Tiongkok pada Sabtu malam.

"Saya ingin menggunakan keenam pemain pengganti karena pada pemain harus menjalani perjalanan yang sangat jauh dari Tiongkok, dan kondisi-kondisi polusi sangat buruk sehingga mereka dapat sangat lelah karenanya," ucapnya.

Mantan gelandang itu, yang sempat bermain sebentar di Jepang pada akhir kariernya, menorehkan start bagus pada durasi kerja keduanya di timnas dengan meraih tiga kemenangan dan tidak kemasukan satu gol pun.

Setelah menggantikan Luiz Felipe Scolari pada Juli menyusul kekalahan 1-7 dari Jerman di semifinal Piala Dunia, sang pelatih tidak mau melewatkan kesempatan untuk mengasah gaya bermain serangan baliknya dengan grup intinya.

"Saya akan berbicara kepada para pemain untuk mengetahui seberapa lelahnya mereka dan kapan mereka siap," tuturnya.

"Saya tidak ingin mengubah terlalu banyak sebagaimana kami memiliki lima pemain baru di tim inti yang baru... Maka tidak ada gunanya mengganti semuanya dan mengganti pemain-pemain karena kami perlu waktu untuk menciptakan rasa percaya dan kepercayaan diri maka mereka dapat belajar untuk bermain sebagai tim."

(Uu.H-RF/D011)

Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2014