Chicago (ANTARA News) - Emas berjangka di divisi COMEX New York Mercantile Exchange berakhir lebih tinggi pada Senin (Selasa pagi WIB), karena dolar AS melemah setelah pejabat Federal Reserve mengisyaratkan bahwa kenaikan suku bunga mungkin ditunda.

Kontrak emas yang paling aktif untuk pengiriman Desember naik 8,3 dolar AS, atau 0,68 persen, menjadi menetap di 1.230 dolar AS per ounce, lapor Xinhua.

Emas telah meningkat selama lima sesi dalam enam hari terakhir.

Data ekonomi dari Tiongkok juga mendukung emas. Data menunjukkan bahwa perekonomian Tiongkok mungkin tumbuh pada kuartal ketiga di laju paling lambat dalam lebih dari lima tahun; dan impor komoditas industrial Tiongkok "rebound" kuat pada September.

Namun demikian, penurunan harga minyak mentah ke tingkat terendah sejak 2010 membatasi kenaikan harga emas lebih lanjut pada Senin.

Meskipun "short covering" telah memberikan beberapa dukungan untuk emas baru-baru ini, analis pasar percaya bahwa reli emas akan berumur pendek. Mereka memperkirakan bahwa harga emas bisa turun lebih lanjut karena prospek ekonomi AS membaik.

Singapura pada Senin meluncurkan kontrak emas 25 kilogram, yang bertujuan untuk memberikan harga patokan regional.

Kepemilikan emas di SPDR Gold Trust, dana berbasis emas terbesar di dunia yang diperdagangkan di bursa, turun dari 2,64 ton pada Jumat (10/10) menjadi 759,44 ton, tingkat terendah sejak Desember 2008.

Perak untuk pengiriman Desember naik 4,2 sen, atau 0,24 persen, menjadi ditutup pada 17,345 dolar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman Januari turun 0,4 dolar AS, atau 0,03 persen, menjadi ditutup pada 1.261,2 dolar AS per ounce.


Penerjemah: Apep Suhendar

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2014