Kami sesalkan akibat kejadian ini, Tetapi, kami akan tetap membantu korban yang kini sedang dirawat...
Tangerang (ANTARA News) - Meledaknya pesawat bekas milik Sriwijaya di hanggar PT Garuda Maintenance Facility (GMF) Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, akibat pemotongan yang dilakukan pegawai tidak sesuai prosedur.

Vice Presiden Corporate Secretary GMF AeroAsia Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Dwi Prasmono Adji, mengatakan, pesawat B737-300 dengan registrasi PK-CJY merupakan bekas milik maskapai Sriwijaya dan telah dijual kepada CV Wirasjaya.

Kesalahan prosedur yang membuat seorang pegawai tewas dan satu lainnya alami luka bakar serius, karena dilakukan di luar jam kerja.

"Salah satu prosedur pemotongan adalah harus dilakukan di jam kerja. Tetapi, CV Wirasajaya melakukannya di hari libur. Padahal ketika itu wirashaya hanya akan mengambil barang interior pesawat bukan memotong," ujarnya.

Padahal, untuk melakukan proses pemotongan pesawat, GMF telah mengeluarkan ketentuan seperti bahas bersama dulu dengan pihak GMF terkait keamanan serta kesiagaan pemadan kebakaran sebagai antisipasi kebakaran.

"Ada kesalahan komunikasi antara pihak Wirasjaya dengan keryawan sehingga pemotongan tersebut dilakukan," tegasnya.

Ia juga mengungkapkan, bila dua pegawai yang terluka dan tewas bukan karyawan GMF. Namun begitu, pihaknya akan tetap membantu penanganannya.

"Kami sesalkan akibat kejadian ini, Tetapi, kami akan tetap membantu korban yang kini sedang dirawat sebab kesalamatan adalah utama.

Sementara itu, penyebab ledakan pesawat bekas akibat percikan api dari gerinda yang terkena barang mudah terbakar seperti avtur dan faktor cuaca panas.

Seperti diketahui, pada hari Minggu (12/10), pesawat bekas yang berada di hanggar PT Garuda Maintenance Facility (GMF) Bandara Soekarno Hatta tiba - tiba meledak dan melukai dua orang.

Kapolres Bandara, Kombespol CH Pattopoi mengatakan, ledakan terjadi saat kedua pegawai memotong bagian ekor pesawat. Ledakan pun membakar seluruh tubuh kedua pegawai.

Pewarta: Achmad Irfan
Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2014