... rakyat dengarkan debatnya, harus tajam fokus dan menukik... "
Jakarta (ANTARA News) - Presiden Susilo Yudhoyono, menegaskan, keberhasilan penyelenggaraan Pemilu  2019 menjadi ujian terakhir bagi pematangan demokrasi nasional.

"Pemilu di waktu yang akan datang, 2019, jika damai dan demokratis, konsolidasi demokrasi di tingkat yang mapan, Indonesia masih hadapi ujian sekali lagi. Bila 2019 damai maka demokrasi akan meningkat pada waktu mendatang," kata Yudhoyono, saat membuka rapat kerja KPU, di Istana Negara Jakarta,

Dia mengharapkan penyelenggara pemilu dapat terus meningkatkan kualitas pemilu dari waktu ke waktu sehingga dapat lebih baik. Yudhoyono akan mengakhiri pemerintahannya pada 20 Oktober mendatang.

"Tidak mudah menjadi penyelenggara Pemilu, ada saja permasalahannya. Tantangan dan permasalahan tidak sedikit. Karena Allah SWT sudah takdirkan Pemilu 2014 tercatat Pemilu yang damai, demokratis maka marilah kita bersyukur pada Tuhan dan berterima kasih ke rakyat," kata dia.

Sementara itu Ketua KPU, Husni Malik, mengatakan, tingkat partisipasi dalam semua putaran Pemilu 2014 cukup tinggi.

Menurut dia, jumlah daftar pemilih tetap pada pemilu 2014 tercatat 187 juta orang dengan penggunaan hak pilih 140 juta orang atau setara dengan 75 persen.

Sementara DPT pada Pemilu Presiden 2014 sebanyak 190.307.698 jiwa dengan jumlah pengguna hak pilih 134.953.967 jiwa. Jumlah itu juga tergolong tinggi persentasenya untuk one man one vote dibandingkan India dan Amerika Serikat yang memang beda sistem.

Pemahaman sosok calon


Pada bagian lain sambutannya Yudhoyono juga menyoroti perlu upaya lebih baik mengenalkan sosok pemikiran calon presiden dan calon wakil presiden dalam pemilu-pemilu mendatang.

"Minta rakyat dengarkan debatnya, harus tajam fokus dan menukik. Jika yang bersangkutan pimpin negara dan pemerintah mengerti tugas presiden itu apa, kalau pertanyaan fokus dan tajam maka rakyat dengarkan bagaimana menjalankan tugas dan pekerjaan," kata dia.

"Nanti akan dicapai satu pemahaman yang utuh, selain profil dan mengerti bagaimana jika calon dapatkan amanah. Pertanyaan jangan terlalu umum dan berhubungan dengan tanggung jawab sehari-hari," kata dia.

Yudhoyono juga mengharapkan di masa mendatang media massa dapat lebih objektif dalam menampilkan profil masing-masing calon presiden dan calon wakil presiden dan tidak terjebak dalam partisan.

"Sistem pengenalan ke masyarakat lebih baik lagi, bukan hanya profilnya saja, media massa diharapkan jangan terlalu partisan sehingga lebih objektif dalam paparan profil, juga debat calon presiden penting," tegasnya.

Pewarta: Panca Prabowo
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2014