Setiap tahun, Indonesia memproduksi rumput laut dengan jumlah yang tinggi dibandingkan komoditas perikanan budi daya lain, sehingga potensi ini harus mulai dimanfaatkan pemerintah,"
Jakarta (ANTARA News) - Budi daya rumput laut di Indonesia berpotensi menguntungkan ekonomi dalam negeri dikarenakan produksinya berlimpah, kata Guru Besar Fakultas Ekonomi Universitas Padjajaran Bandung Ina Primiana Syinar di Jakarta, Selasa.

"Setiap tahun, Indonesia memproduksi rumput laut dengan jumlah yang tinggi dibandingkan komoditas perikanan budi daya lain, sehingga potensi ini harus mulai dimanfaatkan pemerintah," kata ia.

Menurut data Kementerian Kelautan dan Perikanan, produksi rumput laut selama enam tahun berturut-turut sejak 2008 hingga 2013 menduduki posisi tertinggi pada komoditas perikanan yang dibudidayakan, mengalahkan jumlah produksi udang, kerapu, kakap, bandeng, ikan mas, nila, patin, dan gurami.

Produksi rumput laut pada tahun lalu tercatat sebanyak 3.384.133 ton. Angka tersebut merupakan enam kali lipat produksi ikan nila sebagai komoditas perikanan budi daya terbanyak ke dua di Indonesia.

Berdasarkan data tersebut, Ina mengatakan bahwa pemerintah harus mengambil keuntungan itu dengan menciptakan inovasi pada perdagangan rumput laut.

"Selain diperdagangkan, pemerintah dapat mengolah bahan tersebut menjadi makanan atau kosmetik yang nilai jualnya lebih besar dibandingkan mengekspor bahan mentah," ujar Ina.

Inovasi tersebut, menurut dia, di antaranya akan mengembangkan perdagangan Indonesia, meningkatkan pendidikan masyarakat mengenai pengolahan rumput laut, dan juga mengembangkan industri dalam negeri.

"Potensi ini juga dapat menyerap tenaga kerja yang banyak, sehingga ekonomi Indonesia dapat berkembang," kata Ina.

Sebelumnya, presiden terpilih Joko Widodo berencana menjadikan Indonesia sebagai Poros Maritim di dunia, di mana sektor laut dapat dimanfaatkan sebagai sumber kehidupan bangsa.

Cita-cita membangun Indonesia menjadi Poros Maritim yang telah ia elukan sejak masa kampanye pemilihan presiden tersebut, menjadi salah satu program prioritas pada pemerintahannya mendatang.
(SDP-61/T007)

Pewarta: Agita Tarigan
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2014