Makkah (ANTARA News) - Kasus jemaah haji gelombang kedua yang tersesat di Madinah menurun drastis dibanding jamaah gelombang pertama, kata Kasie Perlindungan ‎Jamaah Haji PPIH Daker Madinah, Letkol Syafruddin Tanjung di Kantor Urusah Haji Indonesia Daerah Kerja Madinah.

"Kalau laporan yang menonjol tidak begitu banyak," kata Syafruddin Tanjung kepada Media Center Haji di Madinah, Rabu.

Jamaah gelombang kedua mulai masuk Madinah dari Makkah sejak 13 Oktober. Sementara itu jamaah gelombang pertama berada di Madinah sejak 1 September hingga 14 September. Jamaah gelombang pertama berada di Madinah sebelum ibadah haji, sementara jamaah gelombang kedua setelah ibadah haji.

Jamaah haji berada di Madinah antara lain melakukan ziarah dan ibadah arbain atau sholat 40 waktu tidak terputus di Masjid Nabawi.

Madinah adalah salah satu dari dua kota suci di Arab Saudi selain Makkah. Di Masjid Nabawi juga ada makam Rasullullah SAW serta raudhah atau salah satu tempat yang makbul untuk berdoa.

Syafruddin mengatakan mulai kedatangan jamaah haji gelombang kedua sejak 13 Oktober, baru ada laporan empat jamaah yang nyasar. Ia berharap ke depan tidak banyak kejadian tersebut. Sementara laporan mengenai jamaah yang kehilangan benda miliknya belum ada.

Syafruddin mengatakan Daker Madinah sudah mengimbau jamaah untuk berhati-hati dan menjaga diri selama di Madinah. Bahkan imbuan tersebut disampaikan dalam bentuk selebaran.

Salah satu imbauan adalah agar jamaah diharapkan bepergian secara berkelompok dan jangan pergi sendiri-sendiri serta jangan jauh-jauh dari penginapan atau pos petugas.

Pada saat gelombang pertama, haji yang tersesat lebih dari 1.000 orang. Selain itu juga ada kasus penipuan dan penjambretan terhadap para haji. Untuk mengatasi hal itu petugas juga diminta lebih waspada.







Pewarta: Unggul Tri Ratomo
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2014