Hal ini membuat kami harus berhutang pada pihak Mitsubishi"
Jakarta (ANTARA News) - Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) mengatakan selama dua tahun bersama Joko Widodo memimpin Jakarta, masih banyak "pekerjaan rumah (PR)" yang belum diselesaikan.

"Banyak PR yang harus diselesaikan dan harus dievaluasi," kata Ahok di Balai kota Jakarta, ketika ditanya terkait dua tahun kepemimpinannya bersama Joko Widodo yang jatuh pada Rabu (15/10).

Menurutnya, reformasi birokrasi belum selesai, sistem renumerasi dan sistem pengurangan pegawaii juga belum dilaksakan.

Selain itu, terkait transportasi masih menunggu PT Transjakarta, pembuatan waduk untuk mencegah banjir serta keterlambatan pembangunan rumah susun juga bagian dari PR yang harus diselesaikan.

Ahok mengaku gagal selama dua tahun kepemimpinan mereka (Jokowi-Ahok).

"E-budgeting, Unit Layanan Pengadaan (ULP) dan sistem online masih lamban," kata Ahok.

Menurut Ahok, keterlambatan ini bisa saja disebabkan karena adanya unsur kesengajaan atau juga pihak yang mengelola bidang tersebut tidak sanggup dan proyek yang telah direncanakan tidak terlaksana.

Ahok memberi contoh adanya anggaran untuk membeli truk sampah tiba-tiba hilang dan truknya tidak terealisasi.

Disamping itu, pada pertengahan tahun 2014, dana yang dikeluarkan untuk pembelian truk sampah berjumlah Rp28 miliar tiba-tiba mengecil menjadi Rp17 miliar.

"Hal ini membuat kami harus berhutang pada pihak Mitsubishi," tambah Ahok.

Menurutnya di tahun ini dirinya masih menahan diri untuk tidak melakukan pemecatan terhadap pihak-pihak yang menurutnya telah melakukan kecurangan.

"Harapannya tahun depan bisa lebih baik lagi dan semuanya bisa terealisasi dengan baik," tambahnya.

Pewarta: Kornelis Kaha
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2014