Hongkong (ANTARA News) - Konglomerat utama Hongkong, Li Ka-shing, menyeru demonstran yang menguasai bagian-bagian kota itu sejak bulan lalu, untuk kembali ke rumah, setelah polisi meningkatkan langkah kerasnya terhadap para aktivis demokrasi.

Polisi menahan sekitar 45 demonstran Rabu dini hari lalu dan mengaku menggunakan penyemprot merica selagi menetralisir jalan utama yang diblokir demonstran dengan menaruh balok-balok besi.

Namun cuplikan video polisi menyiksa seorang demonstran segera meluas sehingga membangkitkan kemarahan para legislator dan masyarakat. Pihak berwenang mengatakan polisi yang terlibat dalam pemukulan itu akan diskors.

Kemarahan akibat pemukulan itu bisa memperkuat dukungan bagi gerakan demokrasi di kota yang memprotes pembatasan oleh Tiongkok mengenai bagaimana warga kota ini memilih pemimpinnya setelah menyusut dari puncaknya 100.000 menjadi beberapa ratus orang saja.

Li, orang terkaya di Asia dan bos perusahaan pengembang proverti Cheung Kong (Holdings) Ltd, selama ini bungkam namun dia mengakhiri kebungkamannya hari ini dengan mangatakan jika sistem perundang-undangan Hongkong roboh maka akan menjadi penderitaan terbesar kota ini.

"Semenjak pengambilalihan, formula satu negara dua sistem telah melindungi gaya hidup Hongkong," kata Li merujuk formula yang dikenalkan sejak wilayah ini dikembalikan kepada Tiongkok oleh Inggris pada 1997.

"Saya menghimbau semua orang untuk tidak terhasut. Saya meminta semua orang untuk tidak membiarkan gairah hari ini menjadi penyesalan di hari esok. Saya meminta dengan sangat kepada semuanya untuk kembali kepada keluarga," kata Li dalam pernyataan publiknya yang pertama berkaitan dengan demonstrasi itu.

Formula satu negara dua sistem memberikan otonomi dan kebebasan luas yang tidak dinikmati oleh daratan Tiongkok.

Namun Beijing mengeluarkan aturan pada 31 Agustus lalu untuk memilih calon-calon yang ingin menjadi kepala eksekutif kota ini pada 2017 yang disebut para aktivis demokrasi telah membuat konsep pemilihan universal menjadi tidak ada artinya.

Belum lama ini Sekretaris Keamanan Hongkong Lai Tung-kwok berkata bahwa polisi akan menyelidiki pemukulan terhadap demonstran itu setelah sang demonstran diseret ke tempat gelap di depan situs demonstrasi yang hendak dibubarkan polisi.

Sejumlah polisi terlihat memukul dan menendang seorang demonstran selama beberapa menit dalam cuplikan video yang disiarkan jaringan televisi TVB. Para polisi yang terlihat di video itu akan diskors, kata Lai.

Alan Leong, pemimpin gerakan prodemokrasi Hongkong, Partai Sipil, mengidentifikasi demonstran dalam video itu sebagai Ken Tsang Kin-chiu yang adalah anggota partai itu.

Legislator Partai Sipil yang mewakili Tsang mengatakan polisi juga memukuli Tsang di dalam sebuah pos polisi.

Sejak itu Tsang dibawa ke rumah sakit, kata Kwok seperti dikutip Reuters.



Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2014