New York (ANTARA News) - Harga minyak dunia turun lagi pada Rabu (Kamis pagi WIB), karena meningkatnya kekhawatiran bahwa perlambatan pertumbuhan ekonomi akan menekan permintaan minyak dan selanjutnya membuat persediaan pasar kian berlimpah.

Patokan AS, minyak mentah light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman November, merosot enam sen menjadi 81,78 dolar AS per barel di New York Mercantile Exchange, harga penutupan terendah sejak akhir Juni 2012, lapot Xinhua dan AFP.

Patokan Eropa, minyak mentah Brent untuk pengiriman November turun 1,22 dolar AS menjadi menetap di 83,78 dolar AS per barel di perdagangan London.

Kerugian tidak terlalu besar dibandingkan dengan aksi jual pada Selasa, ketika WTI turun hampir lima persen setelah Badan Energi Internasional (IEA) memangkas proyeksinya untuk permintaan minyak global.

Tetapi kerugian yang berlanjut menunjukkan "sentimen paling tidak dikatakan masih bearish," kata Andy Lebow, wakil presiden senior derivatif energi pada Jefferies Bache.

"Keseimbangan pasokan dan permintaan jelas bearish," katanya.

Lebow mengatakan tidak ada berita spesifik minyak bumi utama pada Rabu, tetapi pasar minyak mengambil isyarat dari pasar ekuitas, yang mengalami kerugian mendalam di tengah kekhawatiran tentang pertumbuhan global.

Harga minyak AS telah turun sekitar 24 persen sejak pertengahan Juni.

Dalam beberapa hari terakhir, pasar minyak turun lebih lanjut karena prospek pertumbuhan Eropa dan Tiongkok suram dan Arab Saudi serta lain-lainnya di OPEC telah mengisyaratkan bahwa mereka akan mempertahankan produksi yang tinggi terlepas dari mundurnya harga.

"Pasar masih fokus pada prospek anggota kartel OPEC mengejar pangsa pasar dengan diskon, pada saat pasar mengharapkan mereka untuk mengendalikan produksi guna mendukung harga sebagai gantinya," kata Matt Smith, analis di Schneider Electric.

Harga minyak mentah memperpanjang kerugiannya di tengah data ekonomi yang negatif di seluruh dunia, setelah melihat penurunan harian terbesar dalam dua tahun.

Menambah kesengsaraan di pasar minyak mentah adalah data ekonomi dari Amerika Serikat dan negara-negara lain yang keluar mengecewakan pada Rabu.

Penjualan ritel dan layanan makanan di AS untuk September turun 0,3 persen, kata Departemen Perdagangan AS. Penurunan ini lebih besar dari konsensus pasar penurunan 0,2 persen.

Persediaan bisnis naik 0,2 persen untuk Agustus, juga lebih rendah dari ekspektasi pasar kenaikan 0,4 persen, kata departemen itu dalam sebuah laporan terpisah Rabu.

Selain itu, pertumbuhan aktivitas manufaktur di wilayah New York melambat secara signifikan pada Oktober, dengan indeks kondisi bisnis umum Empire State terjun ke 6,2 dari tertinggi lima tahun di 27,5 pada September, kata Federal Reserve Bank of New York.

Indeks Harga Produsen AS untuk permintaan akhir secara tak terduga turun 0,1 persen pada September, disesuaikan secara musiman, kata Departemen Tenaga Kerja AS pada Rabu. Penurunan harga grosir AS ini yang pertama dalam lebih dari satu tahun dan tidak menjawab ekspektasi para analis untuk kenaikan 0,1 persen, tanda bahwa pertumbuhan ekonomi AS tidak sekuat seperti yang diperkirakan.

Di luar negeri, Indeks Harga Konsumen Jerman tetap tidak berubah pada September dari bulan sebelumnya berkat penurunan harga energi, Kantor Statistik Federal Jerman mengatakan Rabu, meningkatkan kekhawatiran atas deflasi di kawasan euro.

Inflasi konsumen Tiongkok pada September juga berkurang ke tingkat terendah dalam lebih dari empat tahun, data resmi Tiongkok menunjukkan Rabu.


Penerjemah: Apep Suhendar

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2014