New York (ANTARA News) - Kurs dolar AS turun terhadap mata uang utama lainnya pada Rabu (Kamis pagi WIB), karena data ekonomi AS yang lemah menunjukkan momentum kenaikan pertumbuhannya mungkin tidak akan bertahan lama seperti yang diharapkan.

Kondisi tersebut memperlemah ekspektasi pasar bahwa Federal Reserve akan menaikkan tingkat suku bunga utamanya pada pertengahan tahun depan, lapor Xinhua.

Indeks dolar, yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama lainnya, turun 0,80 persen menjadi 85,133 pada akhir perdagangan.

Departemen Tenaga Kerja AS mengatakan pada Rabu bahwa Indeks Harga Produsen AS untuk permintaan akhir untuk September turun 0,1 persen pada penyesuaian secara musiman. Penurunan harga grosir AS ini yang pertama dalam lebih dari satu tahun dan tidak menjawab ekspektasi para analis untuk kenaikan 0,1 persen.

Para analis mengatakan tingkat inflasi saat ini telah di bawah target resmi The Fed sebesar dua persen dan mungkin akan menunda kenaikan suku bunga yang diharapkan pada pertengahan 2015.

Departemen Perdagangan AS melaporkan pada Rabu bahwa penjualan ritel dan jasa makanan AS untuk September turun 0,3 persen, lebih besar dari konsensus pasar.

Sementara itu, Federal Reserve Bank of New York mengatakan bahwa indeks kondisi bisnis umum Empire State atau negara bagian New York tergelincir 21 poin menjadi 6,2 pada Oktober, menandakan bahwa laju pertumbuhan melambat secara signifikan dari September.

Pada akhir perdagangan New York, euro naik menjadi 1,2778 dolar dari 1,2645 dolar di sesi sebelumnya, dan pound Inggris menguat menjadi 1,5929 dolar dari 1,5906 dolar. Dolar Australia naik tipis menjadi 0,8771 dolar dari 0,8709 dolar.

Dolar dibeli 106,01 yen Jepang, lebih rendah dari 106,99 yen pada sesi sebelumnya. Dolar turun tipis ke 0,9439 franc Swiss dari 0,9546 franc Swiss, dan itu jatuh menjadi 1,1286 dolar Kanada dari 1,1293 dolar Kanada.


Penerjemah: Apep Suhendar

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2014