Jakarta (ANTARA News) - Rencana penyatuan PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) I, II, III dan IV menjadi Perusahaan Pelabuhan Indonesia mendapatkan respon positif dari presiden terpilih Joko Widodo, kata Direktur Utama (Dirut) Pelindo II RJ Lino.

"Saya rasa enggak ada masalah, Jokowi merespon sangat positif karena itu (penyatuan Pelindo), mendukung program beliau mengenai tol laut," kata Lino ditemui di sela diskusi Transformasi Konsep Maritim Indonesia di Jakarta, Kamis.

Terkait respon pimpinan atau direksi Pelindo I, III dan IV, Lino mengatakan hal itu tidak lagi menjadi pertimbangan.

"Enggak usah direspon, ini kan tugas negara yang harus dibereskan, kalau tanya mereka, semua enggak akan mau juga," katanya.

Dia menambahkan telah dibuat kesepakatan antara direktur umum PelindoI-IV terkait penyatuan BUMN tersebut di Makassar pada 2013.

"Jadi kalau ada direksi yang bilang (protes) lagi, saya jadi aneh kenapa tahun lalu sudah ada kesepakatan awal 2013 di raker antara Dirut Pelindo. Kalau mereka berpikir logis ini lah pilihan terbaik untuk indonesia, jangan memikirkan diri sendiri," katanya.

Lino mengaku sudah menjelaskan kepada Jokowi bahwa dengan penyatuan tersebut bisa mendatangkan pendapatan hingga tujuh miliar dolar AS.

"Saya bilang sama beliau (Joko Widodo, presiden terpilih), kita bisa raise fund (menghasilkan) pendapatan perusahaan jika Pelindo I-IV disatukan, bisa enam sampai tujuh billion (miliar) dolar AS tanpa bantuan pemerintah," katanya.

Lino yang ditunjuk sebagai pemimpin penyatuan seluruh Pelindo oleh Menteri Badan Usaha Milik Negara Dahlan Iskan mengatakan dana pemerintah yang awalnya diperuntukan untuk Pelindo bisa dipakai untuk proyek lain.

Dia menyebutkan pendapatan tersebut bisa dimanfaatkan untuk membangun 10 pelabuhan baru dan memperbaiki 20-25 pelabuhan yang lama.

"Sehingga levelnya, bisa average (setara) dengan ASEAN. Semua pelabuhan di Indonesia bisa ditingkatkan level of service (tingkat pelayanannya) sekarang ini kan ketinggalan banget," katanya.

Lino menambahkan pendapatan tersebut nantinya juga bisa berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi sebesar 0,31 persen.

"Katakanlah sekarang ini pertumbuhan Indonesia 5,8 persen ditambah 0,31 persen kan banyak itu," katanya.

Selain itu, penyatuan Pelindo bisa mempersempit peluang "transhipment" (bongkar muat barang, sebelum sampai pelabuhan tujuan) di Pelabuhan Singapura karena bongkar muat barang akan dialihkan ke Pelabuhan Tanjung Priok.

"Dengan demikian, bisa meningkatkan "freight" (ongkos angkut) dan memperkecil ongkos logistik kapal," katanya.

(J010/A039)

Pewarta: Juwita TR
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2014