Damaskus (ANTARA News) - Pemerintah Suriah pada Kamis mengirim bantuan untuk 2.000 keluarga Kurdi yang kehilangan tempat tinggal akibat perang yang berkecamuk antara anggota ISIS dan milisi Kurdi di Kota Ayn Al-Arab, Suriah Utara.

Mengutip Menteri Urusan Sosial Suriah Kinda Shammat, kantor berita SANA melaporkan bantuan dikirim buat 1.000 keluarga Kurdi yang mengungsi di Provinsi Hasaka di bagian utara Suriah dan untuk 1.000 keluarga lagi yang mencari perlindungan di kota Ifreen, Provinsi Aleppo di Suriah Utara.

Menurut SANA, menteri itu menyatakan Kota Ayn Al-Arab, yang juga dikenal dengan nama Kobane, menghadapi "situasi kemanusiaan tragis" akibat pertempuran selama satu bulan antar petempur ISIS dan Unit Perlindungan Rakyat Kurdi (YPG).

Iring-ringan bantuan tersebut diduga adalah yang pertama dikirim oleh Pemerintah Suriah buat Suku Kurdi Suriah yang menjadi korban konflik sejak ISIS melancarkan serangan mematikannya terhadap Kota Ayn Al-Arab dengan lebih dari 16 bom mortir sejak Kamis pagi (16/10), kata Xinhua.

Koalisi anti-teror pimpinan AS juga melancarkan serangan udara lagi terhadap ISIS di kota yang dilanda pertempuran.

Sementara itu Observatorium Suriah bagi Hak Asasi Manusia, meskipun menyatakan pertempuran masih berkecamuk, mengatakan informasi awal menunjukkan adanya gerak maju anggota YPG ke arah ISIS di Ayn Al-Arab.

Secara terpisah stasiun TV pan-Arab Al-Mayadeen melaporkan petempur ISIS mundur dari beberapa daerah yang sebelumnya mereka rebut di dalam Ayn Al-Arab ke desa sekitarnya. Stasiun televisi itu mengutip beberapa sumber yang mengkonfirmasi gerak maju YPG ke arah ISIS di kota tersebut.

Pada Kamis pagi, Observatorium menyatakan lebih dari 600 petempur, termasuk warga sipil, telah tewas di Ayn Al-Arab sejak pertempuran meletus antara ISIS dan YPG satu bulan sebelumnya.

ISIS melancarkan serangan besar terhadap Ayn Al-Arab, yang berbatasan dengan Turki, pada 15 September, dalam upaya merebut kota tersebut. Jika kelompok fanatik itu berhasil dalam upayanya, itu akan memungkinkan ISIS menghubungkan Provinsi Ar-Raqqa, yang diumumkan sebagai ibu kota wilayah ISIS, dengan wilayah yang berbatasan dengan Turki.

Para pejabat pemerintah Suriah dan pegiat Kurdi telah menuduh Turki membantu ISIS merebut kota tersebut untuk menghapuskan kehadiran orang Kurdi di daerah itu dan mendirikan zona penyangga --yang sudah lama diingini Ankara dan dilindungi oleh zona larangan terbang di Suriah Utara.

ISIS telah merebut lebih dari 300 desa di sekitar kota tersebut dan berhasil menyerbunya setelah memaksa lebih dari 160.000 orang menyelamatkan diri ke negara tetangga Suriah, Turki.

(Uu.C003)

Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2014