Madrid (ANTARA News) - Protokol darurat bagi penanganan kasus kemungkinan virus Ebola diaktifkan di Bandar Udara Adolfo Suarez-Barajas di Madrid pada hari yang sama dengan empat orang dengan gejala kemungkinan Ebola dirawat di rumah sakit.

Protokol bandar udara tersebut diaktifkan setelah seorang penumpang berkebangsaan Nigeria di pesawat Air France (AF1300) dari Paris, tapi yang memulai penerbangannya di Lagos, mengeluh ia terserang demam, sakit kepala, gemetar dan berkeringat, sehingga awak penerbangan memperingatkan pihak berwenang Spanyol.

Pesawat itu, yang membawa 156 penumpang dan tujuh awak, dibawa ke satu daerah tertentu di Bandar Udara Barajas, demikian laporan Xinhua, Jumat siang. Orang yang diduga terserang Ebola kemudian dibawa ke Rumah Sakit Carlos III di Madrid, sedangkan penumpang lain diperkenankan meninggalkan pesawat setelah perincian identitas mereka diambil dan mereka diinstruksikan berhubungan dengan rumah sakit kalau mereka mengalami gejala demam.

Pada Kamis, dua orang juga dibawa ke Rumah Sakit Carlos III, tempat asisten perawat Teresa Romero dirawat karena diduga terinfeksi virus itu. Kasus pertama yang dikonfirmasi dibawa oleh Ambulans yang juga membawa Romero, setelah perawat itu mula-mula dibawa ke rumah sakit di Alcorcon pada 6 Oktober.

Ambulans tersebut tak memiliki perlindungan khusus bagi virus Ebola dan setelah membawa Romero ke rumah sakit tidak diberi disinfektan selama 12 jam. Selama masa itu, ambulans tersebut membawa tujuh orang lagi.

Pasien itu, yang dikonfirmasi Dinas Kesehatan bukan pekerja medis, telah menjadi bagian dari satu kelompok yang terdiri atas lebih dari 50 orang yang dipandang "beresiko rendah" untuk terinfeksi Ebola.

Orang ketiga yang dibawa ke Rumah Sakit Carlos III adalah misionaris Spanyol dari Ordo "San Juan de Dios", sama seperti Manuel Garcia Viejo --yang meninggal di Madrid akibat virus itu pada September.

Misionaris tersebut, yang kembali dari Liberia pada Selasa (14/10), dibawa ke rumah sakit itu setelah terserang demam.

Akhirnya satu orang yang meninggalkan Sierra Leone delapan hari sebelumnya juga telah dibawa ke rumah sakit di Tenerife sebagai langkah pencegahan setelah ia terserang demam.

Sementara itu kondisi Romero terus memberi dasar optimisme dan Fernando Simon, Direktur Pusat bagi Kesiagaan dan Darurat Kebersihan, mengatakan pada Kamis bahwa "tingkat virus tersebut di dalam tubuhnya telah sirna ... Sistem kekebalannya mampu memantau penularan".

Simon menambahkan organ dalam tubuh Romero "membaik", dan mengatakan ada "tanda harapan yang jelas", 17 hari setelah gejala demam pertama muncul.

Penerjemah: Chaidar Abdullah 

Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2014