Tokyo (ANTARA News) - Kurs yen menguat di Asia pada Jumat, karena kekhawatiran tentang ekonomi global yang sedang berlangsung mengimbangi sejumlah data positif dari Amerika Serikat.

Pada perdagangan sore di Tokyo, dolar merosot menjadi 106,16 yen dari 106,33 yen di New York, sementara euro turun menjadi 135,92 yen dari 136,19 yen.

Mata uang tunggal juga melemah menjadi 1,2802 dolat dari 1,2809 dolar.

Setelah pasar ekuitas terpukul minggu ini oleh kekhawatiran atas ekonomi global, Departemen Tenaga Kerja AS menawarkan secercah harapan pada Kamis karena melaporkan bahwa klaim pengangguran untuk pekan yang berakhir 11 Oktober jatuh ke tingkat terendah mereka sejak 2000.

Juga, Federal Reserve mengatakan produksi industri berbalik naik pada September dari penurunan tak terduga pada Agustus.

Kedua laporan itu datang setelah data ekonomi mengecewakan awal pekan ini, termasuk laporan penjualan ritel September yang buruk.

Tetapi mereka tidak cukup untuk menenangkan para investor setelah pergolakan pasar berminggu-minggu yang didorong oleh kekhawatiran tentang ekonomi global seperti zona euro, Tiongkok dan Jepang yang kesulitan memicu kembali pertumbuhan mereka.

Para investor cenderung berbondong-bondong ke yen selama masa ketidakpastian dan kekacauan karena mata uang tersebut dianggap sebagai aset yang aman.

"Yen telah diburu akhir-akhir ini, terutama didukung meningkatnya penghindaran risiko global," kata Credit Agricole.

Dolar telah jatuh dalam nilainya terhadap yen dan euro sejak Fed awal bulan ini menunjukkan kemungkinan akan menahan diri dari menaikkan suku bunga secepatnya karena kekhawatiran tentang ekonomi luar negeri.

"Penundaan dalam harapan normalisasi moneter oleh Fed memang akan merugikan dolar," kata Omer Esiner, kepala analis pasar di Commonwealth Foreign Exchange.

"Namun demikian, dolar kemungkinan akan tetap didukung oleh pandangan bahwa ekonomi Amerika tetap kemeja terbersih di keranjang."

Euro merosot di tengah kekhawatiran baru tentang Yunani setelah pemerintah mengisyaratkan bahwa pihaknya mungkin keluar dari "bailout" (dana talangan) empat tahun, lebih awal karena ingin membebaskan diri dari kontrol ketat yang melekat padanya.

Analis mengatakan investor takut Athena tidak akan mampu berdiri di atas dua kakinya jika tetap berlanjut dengan rencananya, dengan pasar saham utama negara itu terjun dan biaya pinjaman meningkat.

Dolar sebagian besar lebih kuat terhadap mata uang Asia-Pasifik.

Unit AS meningkat menjadi 44,95 peso Filipina dari 44,81 peso pada Kamis, menjadi 32,45 baht Thailand dari 32,43 baht, menjadi 1,2736 dolar Singapura dari 1,2714 dolar Singapura dan menjadi 30,40 dolar Taiwan dari 30,38 dolar Taiwan.

Greenback juga menguat menjadi 1.064,09 won Korea Selatan dari 1.061,11 won dan menjadi 61,62 rupee India dari 61,56 rupee.

Dolar merosot menjadi 12.137,50 rupiah Indonesia dari 12.231,30 rupiah.

Dolar Australia turun menjadi 87,50 sen AS dari 87,90 sen AS, sementara yuan Tiongkok melemah ke 17,31 yen dari 17,33 yen, demikian AFP melaporkan.

(SYS/A026/S004)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2014