Ia menuliskan komentar-komentar yang menghina di dinding toilet
Bangkok (ANTARA News) - Seorang pria Thailand berusia 67 tahun didakwa menghina kerajaan setelah membuat coretan tentang anti-kerajaan pada dinding toilet umum, kata pejabat setempat, Jumat.

Itu merupakan dakwaan terbaru berdasarkan atas hukum "lese majeste", penghinaan terhadap keluarga kerajaan.

Raja Thailand Bhumibol Adulyadej (86), yang sangat dihormati di negara itu, dilindungi hukum tentang penghinaan keluarga kerajaan.

Berdasarkan atas hukum tersebut, seseorang yang dinyatakan bersalah menghina raja, ratu, atau keluarganya diancam hukuman penjara hingga 15 tahun.

Opas Charnsooksai ditahan oleh militer di sebuah pusat perbelanjaan di Bangkok timur pada Rabu, karena menuliskan pesan-pesan anti-kerajaan di toilet umum, kata perwira angkatan darat Burin Thongprapai kepada AFP.

"Petugas keamanan di pusat perbelanjaan itu mendapati ia menuliskan komentar-komentar yang menghina di dinding toilet. Ia mengakui tuduhan lese majeste," katanya dan menambahkan bahwa mereka telah mendapatkan rekaman CCTV sebagai bukti tindakan Opas.

Tertuduh akan diadili di pengadilan militer --tanpa hak mengajukan banding-- berdasar darurat militer yang diberlakukan pihak militer dua hari sebelum mereka merebut kekuasaan dalam kudeta Mei.

Burin menambahkan bahwa hasil penggeledahan di rumah Opas menemukan simbol-simbol gerakan oposisi Baju Merah.

Pada September kelompok hak asasi Amnesty Internasional mengatakan jumlah orang yang didakwa menghina kerajaan Thailand meningkat sejak kudeta.

Pada Agustus seorang musisi 28 tahun dihukum 15 tahun penjara karena menuliskan status yang dianggap menghina kerajaan di Facebook antara 2010 dan 2011.

Dalam kasus lain, seorang pengemudi taksi dipenjara 2,5 tahun setelah penumpangnya --dosen sebuah universitas yang merekam percakapan mereka dengan telepon seluler-- menuduhnya mengungkapkan pandangan anti-kerajaan, kata Amnesty.

Sejak mengambil alih kekuasaan pemimpin junta Thailand Prayut Chan-O-Cha yang pada Agustus ditunjuk menjadi perdana menteri, mengeluarkan beberapa kali peringatan bahwa rezimnya tidak akan menolerir setiap kritikan terhadap keluarga kerajaan.

Para kritikus mengatakan hukum tersebut sudah dipolitisasi, dan menegaskan bahwa banyak diantara para tertuduh memiliki keterkaitan dengan Baju Merah yang mendukung mantan perdana menteri Thaksin Shinawatra.

Thaksin, kakak lelaki perdana menteri terguling Yingluck Shinawatra, juga digulingkan dalam kudeta pada 2006 dan tinggal dalam pelarian untuk menghindari penjara atas dakwaan korupsi.

Konflik politik Thailand yang berlarut-larut secara luas menghadapkan kelas menengah Bangkok serta elit kerajaan yang didukung oleh sebagian militer dan lembaga kehakiman, dengan kelas pekerja di kawasan pedalaman yang merupakan pemilih setia Thaksin.

(Uu.S022)

Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2014