Sumbangan ini dari rakyat untuk rakyat, bukan untuk Jokowi-JK. Semuanya partisipatif."
Jakarta (ANTARA News) - Sebuah rumah  Jalan Cemara 19 Menteng, Jakarta Pusat, sejak beberapa waktu terakhir ramai dengan kesibukan di dalamnya maupun orang yang keluar-masuk.

Rumah tersebut adalah sekretariat Syukuran Rakyat Salam 3 Jari yang akan menyenggarakan berbagai kegiatan seperti kirab, makan gratis, konser pada Senin (20/10) untuk menyambut pelantikan Presiden Joko Widodo-Jusuf Kalla.

Acara tersebut berlangsung mulai dari Bundaran Hotel Indonesia, menyusuri Jalan MH Thamrin, Medan Merdeka Barat, hingga kompleks istana.

Minggu siang (19/10), suasana di rumah berlantai dua itu lebih santai. Sekitar 10 orang panitia terlihat berdiskusi kecil mempersiapkan kebutuhan acara.

Beberapa perwakilan tim pengisi kegiatan khususnya kirab budaya datang silih berganti untuk memastikan jumlah pengisi acara dan posisi saat kirab.

"Kami mewakili tim penari dari Papua dan Papua Barat datang untuk memastikan posisi saat kirab," kata Linda E Pepuho di Media Center Panitia Syukuran Rakyat.

Sebanyak 23 orang penari dari Papua dan Papua Barat datang dari daerah itu untuk memeriahkan pesta syukuran rakyat. Mereka akan ikut dalam kirab budaya dan membawakan tarian khas Papua.

Ada lima rangkaian kegiatan yang dikomandoi lima koordinator divisi untuk merayakan pelantikan pemimpin baru Jokowi-JK yaitu doa bersama, kirab budaya, makan gratis, pelepasan lampion dan konser rakyat.

Doa bersama digelar Minggu sore hingga malam hari. Ribuan umat lintas agama di seluruh Indonesia akan mendoakan pemerintahan baru agar mampu memberikan yang terbaik bagi bangsa.

Di Jakarta, doa bersama dipusatkan di tiga rumah ibadah yaitu di Pure Agung Satya Buana, Masjid Sunda Kelapa dan Gereja Katedral.

"Doa bersama ini juga digelar di seluruh rumah-rumah ibadah di Nusantara agar pemerintahan baru ini diberkahi dan menjadi pemimpin yang amanah," kata Koordinator Divisi Doa dan Zikir Zuhairi Misrawi.

Kirab budaya pada Senin akan diikuti puluhan komunitas dan perorangan.

Mereka mendaftarkan diri, menyumbangkan talentanya dalam mensyukuri suksesnya pesta demokrasi dan terpilihnya pemimpin baru.

Koordinator Divisi Kirab Jay Widjayanto mengatakan sebanyak 2.300 orang akan ikut dalam kirab budaya mengarak Presiden dan Wakil Presiden Terpilih ke Istana Negara.

Sumbangan rakyat

Di sela-sela kirab, panitia menjamu warga dengan makan gratis. Gerobak mie ayam, bakso, ketoprak dan siomay akan tersedia di sepanjang jalur Bundaran HI hingga Istana Negara dan di dalam kawasan Monas.

Koordinator Divisi Kuliner Rakyat Chrisna Murti mengatakan ribuan porsi makanan yang tersedia untuk menjamu rakyat yang hadir pada syukuran tersebut berasal dari sumbangan masyarakat.

"Sumbangan ini dari rakyat untuk rakyat, bukan untuk Jokowi-JK. Semuanya partisipatif," katanya.

Hingga saat ini kata Chrisna, panitia sudah menghimpun 112.500 porsi bakso dan mie ayam, ketoprak 7.000 porsi, siomay 5.000 porsi, nasi bungkus 25.000 porsi, minuman sebanyak 702.800 botol dan makanan ringan sebanyak 743.600 bungkus.

Untuk memudahkan warga mengenali gerobak bakso dan mie ayam yang menyediakan makanan gratis, panitia akan menempel stiker bertuliskan "makan gratis sampai habis" di gerobak pedagang.

Salah seorang penyumbang makanan dari Relawan Wong Cilik yang menyediakan 25.000 nasi bungkus, Aminudin mengatakan sumbangan sukarela untuk membeli makanan saat pesta syukuran itu sudah dimulai sejak 22 Agustus 2014.

Sifat kerelawanan juga datang dari sejumlah artis dan musisi Ibukota yang bersedia tampil di Konser Rakyat Salam 3 Jari, tanpa unsur komersialisasi.

"Tidak ada yang dibayar, mereka semua tampil secara sukarela, ikut memeriahkan inaugurasi Jokowi-JK," kata Ketua Panitia Nasional Syukuran Rakyat Salam 3 Jari Abdee Negara.

Tidak hanya berdendang dan makan bersama, acara ini juga diselingi pelepasan ribuan lampion ke langit Indonesia. Pada Senin (20/10) pukul 19.00 WIB, sebanyak 71.480 lampion akan dilepas serentak dari 31 daerah di Tanah Air.

"Jumlah lampion yang dilepas sesuai dengan jumlah pulau di Nusantara yang sudah terdaftar dan memiliki nama," kata Koordinator Divisi Daerah dan Museum Rekor Indonesia (Muri), Ferdinand Hutahaean.

Lampion yang dilepas sebagai bentuk doa dan permohonan agar pemerintahan Jokowi-JK menjadi pelita bagi Indonesia.

Pewarta: Helti Marini Sipayung
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2014