Apresiasi rupiah juga terbantu oleh perbaikan mood pasar menjelang pelantikan Presiden terpilih Joko Widodo-Jusuf Kalla
Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Senin pagi bergerak menguat sebesar 65 poin menjadi Rp12.044 dibandingkan posisi sebelumnya Rp12.109 per dolar AS.

"Mata uang rupiah kembali menguat terhadap dolar AS seiring dengan sentimen eksternal dan domestik yang cukup kondusif," kata Ekonom Samuel Sekuritas Rangga Cipta di Jakarta, Senin.

Menurut dia, rencana penyuntikan likuiditas oleh Bank Sentral Tiongkok (PBOC) diperkirakan memicu sentimen pelemahan dolar AS di pasar Asia pada perdagangan hari ini (20/10).

Diperkirakan PBOC akan mengucurkan dananya sekitar 32,7 miliar dolar AS.

Di sisi lain, faktor domestik yakni situasi politik yang membaik juga menjadi salah satu penopang mata uang rupiah terhadap dolar AS.

Pada saat yang bersamaan, surat utang negara (SUN) dan Indeks Harga Saham Gabungan Bursa Efek Indonesia (IHSG BEI) juga menguat.

"Pasar Asia berpeluang menguat terdorong oleh eforia injeksi likuiditas oleh PBOC. Pelantikan Presiden-Wakil Presiden RI yang diperkirakan kondusif juga menjadi alasan tambahan untuk rupiah kembali menguat," katanya.

Kepala Riset Monex Investindo Futures Ariston Tjendra menambahkan bahwa rupiah kembali menguat seiring dengan investor yang mengurangi ekspektasi kenaikan suku bunga AS (Fed rate) sehingga mengikis permintaan mata uang dolar AS.

"Apresiasi rupiah juga terbantu oleh perbaikan mood pasar menjelang pelantikan Presiden terpilih Joko Widodo-Jusuf Kalla, diharapkan program-program yang dicanangkan untuk menggenjot perkembangan infrastruktur dapat terealisasi," katanya.

Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2014