Jakarta (ANTARA News) - Karnaval meriah berlangsung di Bundaran Hotel Indonesia menjelang kedatangan Presiden baru Republik Indonesia Joko Widodo beserta Wakil Presiden Jusuf Kalla, Senin.

Bundaran Hotel Indonesia yang dipadati lautan manusia telah dilintasi oleh ratusan anggota marching band dengan bendera bertuliskan STIP.

Dentaman drum yang bertalu-talu dengan kompak melantunkan lagu Maju Tak Gentar yang berkumandang di sela teriakan para relawan yang diperkeras dengan TOA.

Mereka berkonvoi menuju arah Monas diikuti oleh becak-becak yang dihias dengan bendera merah putih. Rombongan bergerak pelan diikuti oleh ribuan relawan yang berjalan kaki atau menaiki truk yang membawa berbagai bendera seperti Posko Perjuangan rakyat. #Geruduk (Gerakan Rakyat Dua Puluh Oktober).

"Ketika Jokowi jadi presiden, koruptor bisa ditangkap semua. Salam tiga jari!" seru relawan dari truk yang mengibarkan bendera Geruduk.

Konvoi pun dimeriahkan oleh lima reog Ponorogo, kelompok penari dengan pakaian tradisional Papua yang menabuh gendang, ondel-ondel diiringi lantunan rebab dan musik dari pemain tanjidor, belasan badut berwarna-warni dengan topeng dan cat wajah berjalan dengan egrang yang membuat mereka menjulang dibandingkan rombongan lain.

Ada pula relawan buruh sahabat Jokowi yang mengenakan caping merah sembari bermain alat musik bambu. Selain itu, ada pula rombongan enam barongsai berwarna kuning dan merah yang meliuk-liuk sesuai irama simbal yang mengiringinya.

Bundaran HI seakan berubah menjadi catwalk fashion saat serombongan kelompok mengenakan kostum unik dengan hiasan spektakuler berwarna-warni ala karnaval Jember juga ikut andil meramaikan suasana. Barisan sempat terhenti karena masyarakat berebut untuk mengabadikan atau berfoto bersama para rombongan.

Perhatian masyarakat juga dicuri oleh belasan penari berkostum adat Bali dengan wig gimbal hitam yang menyerukan yel-yel "Jokowi-JK". Di sisi lain, terlihat sekelompok orang yang membawa spanduk bertulis Terima Kasih Pak Prabowo Akhirnya Legowo.

Pewarta: Nanien Yuniar
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2014