Benghazi, Libya (ANTARA News) - Sembilan orang tewas pada Minggu dalam kekerasan terbaru di Benghazi di mana pasukan pro-pemerintah telah meluncurkan satu serangan terhadap milisi-milisi Islam, meningkatkan jumlah korban tewas menjadi 75 orang dalam lima hari, kata para petugas medis.

Dalam aksi kekerasan terbaru, seorang wanita tewas dalam serangan bom yang ditujukan pada rumah kosong mantan jenderal Khalifa Haftar, komandan serangan yang dilancarkan Rabu, demikian menurut satu sumber militer.

Wanita itu berjalan melewati rumah tersebut dengan putrinya, yang terluka, kata Benghazi Medical Centre. Petugas medis menambahkan bahwa ia juga telah menerima delapan mayat termasuk dua tentara.

Pertempuran sengit berkecamuk di beberapa bagian kota kedua Libya antara pasukan pro-pemerintah yang dipimpin oleh Haftar dan milisi-milisi Islam, kata seorang koresponden AFP dan saksi mata.

Serangan udara yang dilakukan oleh satuan-satuan angkatan udara yang setia kepada Haftar menghantam posisi-posisi milisi Islam.

Pada Sabtu, Amerika Serikat bergabung dengan Inggris, Prancis, Jerman dan Italia menyerukan untuk "segera" mengakhiri kekerasan yang telah berlangsung lama di sana antara pasukan pemerintah dan milisi.

Sejak revolusi 2011 yang menggulingkan pemimpin Libya Moamer Gaddafi, pemerintah sementara telah gagal membangun tentara reguler dan harus bergantung pada milisi-milisi yang didukung negara.

Pasukan-pasukan Eropa dan Amerika Serikat mengatakan mereka "prihatin" atas operasi-operasi yang dilakukan oleh Haftar, meskipun ia memiliki dukungan dari satuan-satuan tentara, sementara warga sipil juga telah mengangkat senjata.

"Kami menganggap bahwa tantangan keamanan Libya dan memerangi organisasi teroris hanya dapat berkelanjutan ditangani oleh pasukan bersenjata reguler di bawah kendali pemerintah pusat yang bertanggung jawab pada demokrasi dan parlemen inklusif," kata pernyataan bersama.

(Uu.H-AK)

Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2014