Solo (ANTARA News) - Mugiyono Kasido penari dengan jelajah pentas di berbagai festival internasional akan membawakan karyanya "Ritual Panji Tumpeng", sebuah tari topeng yang mengisyaratkan lantunan doa kepada Yang Maha Kuasa.

Tari kontemporer itu akan dibawakan bersama dua penari cilik yang juga putranya Marvel Gracia (8) dan Magnum Arkan Nala (9) dalam gelaran "Srawungseni Internasional" di halaman Balai Kota Surakarta, Sabtu (25/10) pukul 19.00 WIB, kata Mugiyono Kasido di Solo, Kamis.

Ia mengatakan pentas ini menggunakan properti berupa nasi tumpeng, semua penari akan mengenakan topeng Panji dalam sajiannya.

"Dalam cerita Jawa, Raden Panji melakukan perjalanan mengelilingi negerinya dan berkelana menyepi ke gunung untuk bertapa, berdoa memohon keselamatan dan kecukupan dalam kehidupan. Jadi Bulan Suro ini sebaiknya digunakan untuk bertapa atau menahan diri, jika orang Islam seperti pada bulan Puasa," katanya.

Tetapi, katanya, dalam konteks sekarang ini bertapa bisa dilakukan dalam keramaian, namanya topo "ngrame", intinya adalah menyepi diri meski berada dalam keramaian. Sementara hadirnya tumpeng merupakan perlambang lantunan doa pada yang maha kuasa.

Perjalanan manusia seperti halnya perjalanan Panji yang mengelilingi negeri penuh dengan godaan dan tantangan. Dalam perjalanan itu melakukan doa memohon keselamatan dan kecukupan sehingga selamat dalam melintasi perjalanan.

Selain sebagai perlambang doa, tumpeng di dalam karya akan dieksplorasi sebagai properti untuk menari.

Adapun musik pengiringnya adalah tembang-tembang doa/mantra dari beberapa wilayah seperti Tibet, Jawa dan akan diperkaya dengan dentang lonceng sebagai penanda waktu.

Tak berbeda halnya dengan hadirnya bedug di mesjid sebagai penanda datangnya waktu sholat atau lonceng di gereja, hadirnya lonceng menandai bahwa bulan Suro akan segera datang. 

Pewarta: Joko Widodo
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2014