Solo (ANTARA News) - Dewan Pengurus Pusat Pasoepati selaku organisasi suporter sepak bola pendukung Persis Solo menyatakan prihatin atas kerusuhan saat timnya menjamu Martapura FC hingga menelan satu korban meninggal dunia.

Amir Tohari, selaku juru bicara DPP Pasoepati, di Solo, Kamis, menjelaskan pihaknya prihatin atas meninggalnya Joko Riyanto (39), Warga Ngaliyan RT 07 RW 02, Pelem, Simo, Boyolali akibat peristiwa kerusuhan tersebut.

Ia mengatakan peristiwa tersebut merupakan musibah yang tidak diperkirakan sebelumnya.

Ia mengatakan olahraga sepak bola seharusnya menjadi sarana kebersamaan dan persahabatan.

Namun, kata dia, tragedi yang menewaskan salah satu suporter pada laga Persis Solo melawan Martapura FC pada Rabu (22/10), telah menjadi noda hitam bagi persepakbolaan di Kota Solo.

"Kami menyadari bahwa peristiwa itu, merupakan musibah yang menjadi keprihatinan kita semua," kata Amir Tohari.

Oleh karena itu, DPP Pasoepati menyampaikan bela sungkawa kepada keluarga korban.

"Tuhan Yang Maha Esa semoga senantiasa memberikan tempat terbaik disisi-Nya," katanya.

Pihaknya berharap aparat kepolisian mengusut tuntas dan memproses secara hukum pelaku yang menewaskan suporter tersebut.

Pasoepati meminta maaf kepada masyarakat Solo dan sekitarnya atas insiden saat dan pascapertandingan di Stadion Manahan. Peristiwa itu merupakan insiden terakhir yang terjadi di Kota Solo.

Selain itu, pihaknya juga menyerukan kepada semua anggota Pasoepati dan para pendukung Persis Solo untuk bisa berfikir jernih, tidak terpancing informsi negatif yang bisa memperuncing persoalan.

Pihaknya selaku aparat Pasoepati akan segera melakukan rapat koordinasi internal untuk melakukan evaluasi terhadap serangkaian peristiwa, khususnya insiden pada laga Persis Solo melawan Martapura FC.

Ia mengharapkan semua pihak waspada, mengingat selama ini hubungan antara aparat keamanan baik Polri maupun TNI dengan Pasoepati terjalin dengan baik, sehingga adanya korban pada insiden tersebut menjadi tanda tanya besar bagi anggotanya.

"Kami khawatir ada pihak-pihak lain yang bermain untuk memperkeruh keamanan dan kenyamanan Kota Solo," kata Amir Tohari usai memenuhi surat panggilan dari Polresta Surakarta.

Kerusuhan suporter di Stadion Manahan Solo pada Rabu (22/10) petang mengakibatkan kerugian di pihak pengelola mencapai Rp20 juta.

Kepala Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Sarana dan Prasarana Stadion Manahan Solo Heru Prayitno mengatakan akibat kerusuhan suporter, sejumlah fasilitas Stadion Manahan rusak.

Menurut dia, kerusakan fasilitas stadion, antara lain dua kaca bening, lampu hias di bagian VIP pecah dan rusak, lampu neon di tribun B6, pintu masuk penonton, lampu taman, pintu ruang gulat di B8, dan gawang untuk latihan, sistem tata suara, serta 25 kursi VIP juga rusak.

Pewarta: Bambang DM
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2014