Tunis (ANTARA News) - Tunisia, yang khawatir terhadap kemungkinan serangan teroris, berencana menutup perbatasannya dengan Libya --yang tidak stabil politiknya-- selama tiga hari bertepatan dengan pemilihan anggota parlemen akhir pekan ini, kata pemerintah, Kamis.

Pelintasan perbatasan Ras Jedir dan Dehiba direncanakan ditutup dari Jumat sampai Minggu, saat diselenggarakan pemilu, untuk orang yang datang dari Libya, kecuali misi-missi Diplomatik dan dalam "kasus-kasus penting," kata satu pernyataan.

Akan tetapi, orang yang ingin pergi ke Libya dari Tunisia akan diizinkan melintas perbatasan itu.

Menteri Dalam Negeri Tunisia Lofti Ben Jeddou menyatakan khawatir bahwa "aksi-aksi teroris" mungkin dilakukana selama pemilu itu.

Libya dilanda aksi kekerasan sejak pemimpin kawakan Muamar Gaddafi digulingkan dan dibunuh tiga tahun lalu, dan pihak berwenang Tunisia sering menyita senjata-senjata dan barang-barang selundupan yang melintasi perbatasan itu.

Pada Kamis seorang polisi tewas dekat ibu kota itu dalam baku tembak dengan satu kelompok teroris, demikian laporan AFP.

(Uu.H-RN)

Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2014