Ottawa (ANTARA News/AFP) - Perdana Menteri Kanada Stephen Harper didorong ke ruang sempit tempat penyimpanan peralatan ketika orang bersenjata menyerbu parlemen, kata surat kabar setempat pada Jumat.

Menurut anggota parlemen, yang dikutip tanpa nama oleh "Globe & Mail" dan lain-lain, Harper 15 menit di ruang kecil dari ruang pertemuan, tempat ia dan kaukus Konservatif bersidang.

Di luar ruangan itu, bakutembak meletus di ruang utama Balai Kehormatan antara seorang pria bersenjata dengan pasukan keamanan, yang berakhir dengan kematian si penyerang.

Harper semula berusaha lari dari ruang itu melalui pintu samping, tapi didesak untuk tetap di tempat.

"Seseorang tahu ada ruang kecil di sana, sehingga mereka menyembunyikannya di sana," kata sumber kepada "Globe & Mail".

Orang lain di ruang itu berpikir ia pergi.

Sementara itu, beberapa anggota parlemen mulai membuat tombak dari tiang bendera untuk melindungi diri.

"Mereka memegang tombak siap menusuk siapa pun, yang datang," kata sumber itu.

Gambar adegan kalut juga menunjukkan meja antik dan kursi kulit hijau ditumpuk menutup pintu sebagai penghalang terhadap orang bersenjata itu.

Parlemen Kanada pada Kamis dibuka kembali dan memberikan penghormatan kepada kepala pengamanan Kevin Vickers, yang dianggap menjadi pahlawan setelah melumpuhkan penembak, yang menyerang parlemen sehari sebelumnya.

"Tujuan serangan itu adalah menanamkan ketakutan dan kepanikan di negara kita serta mengganggu pemerintahan," kata Harper di parlemen.

"Anggota parlemen, seperti yang saya katakan kemarin, Kanada tidak bisa diancam. Kita akan waspada, tapi tidak takut. Kita akan berhati-hati, tapi tidak akan panik dan menyangkut jalannya pemerintahan, kita di sini, di kursi kita, di ruangan di pusat demokrasi serta tugas kita," katanya.

Harper kemudian menyeberangi lantai ruangan sidang untuk menyalami Vickers dan memeluk pemimpin lawan.

Pada Rabu, seorang pria menembak dan menewaskan seorang tentara Kanada, yang menjaga taman makam pahlawan di pusat kota Ottawa, sebelum menyerbu gedung parlemen di dekatnya.

Suara tembakan terdengar ketika pria tersebut mengamuk di gedung itu dan Vickers dianggap berjasa karena dapat melumpuhkannya.

(Uu.B002/H-AK)

Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2014