Jakarta (ANTARA News) - Ketua DPP Partai NasDem (Nasional Demokrat), Siti Nurbaya Bakar, mengaku masih sibuk melaksanakan rapat untuk menyelesaikan pekerjaan jika nanti harus meninggalkan jabatannya dan menduduki kursi menteri dalam pemerintahan Presiden Joko Widodo.

"Bila nanti jadi, harus ditinggalkan, karena kami harus non aktif dari Ketua DPP," katanya, kepada ANTARA melalui layanan pesan singkat, di Jakarta, Jumat malam.

Siti Nurbaya telah dipanggil Presiden Joko Widodo, Rabu (22/10). Siti Nurbaya lahir di Jakarta pada 28 Agustus 1956, dari keluarga asli Betawi.

Ia memulai jenjang karirnya sebagai pegawai negeri sipil ketika menjalankan tugas sebagai penata muda di pemerintah Provinsi Lampung pada 1979. Dia seorang pegawai negeri yang mengusung peran birokrat sebagai tugas mulia.

Dia sosok yang ulet dan energik. Dia meraih gelar doktor dari Fakultas Perencanaan Sumber Daya Alam Institut Pertanian Bogor (IPB) dan menaiki jenjang di Pemda Provinsi Lampung hingga dipercayakan menjabat Ketua Bappeda Provinsi Lampung.

Dia lalu hijrah ke Departemen Dalam Negeri (Depdagri) di Jakarta menjadi Kepala Biro Perencanaan (1998-2001), Pelaksana Manajemen Sekolah Tinggi Pemerintahan Dalam Negeri (STPDN) tahun 2003-2004, Sekjen Depdagri (2001) pada masa Mendagri Soerjadi Soedirdja dan berlanjut 2001-2005 saat Mendagri Hari Sabarno.

Siti Nurbaya kemudian ditugasi menjadi Komisaris PT Pusri. Ia kemudian masuk eselon I ketika diangkat menjadi Sekretaris Jenderal Departemen Dalam Negeri [2001-2004] dan meraih beberapa penghargaan antara lain sebagai PNS teladan tahun 2004.

Pada tahun 2006, Siti Nurbaya ditunjuk Presiden Susilo Yudhoyono untuk menjalankan tugas sebagai Sekretaris Jenderal Dewan Perwakilan Daerah, suatu badan baru yang dibentuk untuk menjembatani kepentingan-kepentingan legislatif pemerintah provinsi dengan DPR.

Pewarta: Hendrina D Kandipi
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2014