Denpasar (ANTARA News) - Pemerintah Provinsi Bali gencar dalam membentuk kader-kader peduli HIV/AIDS di tingkat sekolah untuk mengantisipasi dan mencegah bahaya penularan penyakit yang menyerang kekebalan tubuh itu di kalangan generasi muda.

"Kami intensif mengambil langkah preventif ke sejumlah sekolah dan masyarakat umum untuk menyosialisasikan terkait dengan HIV/AIDS," kata Wakil Gubernur Bali, I Ketut Sudikerta, di Denpasar, Sabtu.

Menurut dia, langkah pencegahan tersebut dilakukan melalui lomba Kelompok Siswa Peduli AIDS dan Narkoba (KSPA) yang menyasar siswa-siswi sekolah menengah pertama dan sekolah menengah atas.

Pelajar SMP dan SMA dinilai merupakan salah satu kelompok rentan terhadap penyebaran penyakit yang hingga saat ini belum ditemukan obatnya itu. (Baca juga: Delapan provinsi endemik HIV/AIDS)

Apalagi, lanjut dia, saat ini beredar informasi di kalangan masyarakat bahwa ada dua orang wanita yang diduga termasuk orang dengan HIV/AIDS (ODHA) berupaya menularkan penyakit tersebut.

Menyakut hal itu, mantan Wakil Bupati Badung tersebut membenarkan informasi yang berkembang di masyarakat.

"Memang benar itu (wanita dengan ODHA). Kami imbau masyarakat untuk waspada dan kepada dua wanita itu yang menjadi ODHA jangan lakukan keputusasaan dan janga membabi buta. Obati diri jangan sebarkan kepada orang lain," tegasnya. (Baca juga: Penderita HIV/AIDS wajib dirahasiakan identitasnya)

Pemprov Bali mengucurkan dana sebesar Rp6 miliar untuk menanggulangi penyebaran virus HIV/AIDS selama 2014.

"Kucuran dana itu meningkat drastis dibanding tahun-tahun sebelumnya yang hanya Rp300 juta--Rp500 juta per tahun," imbuhnya yang juga Ketua Harian Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Bali itu.

Berbagai upaya dilakukan untuk menekan dan mengatasi penyebaran virus HIV/AIDS di samping menekankan tindakan preventif seperti penyuluhan dan sosialisasi bagi generasi muda dan masyarakat umum.

(KR-WGN)



Pewarta: Dewa Wiguna
Editor: Ella Syafputri
Copyright © ANTARA 2014