Moskow (ANTARA News) - Kekuatan utama dunia dan NATO tidak tertarik untuk konflik dengan negara-negara lain termasuk Rusia, kata Direktur Kantor Informasi NATO di Moskow, Robert Pszczel.

"Saya sangat berharap bahwa skenario seperti itu tidak akan masuk ke dalam kehidupan. Negara terbesar di dunia tidak tertarik pada konflik. NATO sama sekali tidak tertarik pada konflik apapun, atau dengan Rusia, atau secara umum," kata Pszczel di stasiun radio Rusia Kommersant FM, Jumat malam.

Pszczel juga mencatat bahwa NATO menganggap Rusia sebagai "mitra yang diinginkan," namun menambahkan "masalahnya adalah bahwa Rusia telah berhenti berperilaku sebagai mitra."

Komentar perwakilan NATO itu datang sebagai tanggapan atas pernyataan yang dibuat pada Jumat oleh Presiden Rusia Vladimir Putin, yang mengklaim negara besar yang terletak di persimpangan kepentingan geopolitik negara-negara besar atau benua seperti Ukraina lebih mungkin untuk terlibat dalam konflik.

Mengenai "pembekuan" kerja sama NATO dengan Federasi Rusia, Pszczel menyebutnya ukuran yang diperlukan, mencatat bahwa aliansi melakukannya "tanpa kesenangan, tetapi tidak ada pilihan lain."

Pszczel mengatakan kepada Kommersant FM bahwa hubungan antara Rusia dan NATO akan dicairkan jika negara "akan mulai menghormati komitmen mereka" dalam hal Ukraina.

"Hal utama adalah tindakan Rusia terkait dengan Ukraina. Kami berharap bahwa Rusia akan mematuhi hukum dan kewajiban, yang mengambil alih serta Perjanjian Internasional Minsk. Peserta lain dalam proses ini mengambil tanggung jawab yang berbeda. Ukraina telah melakukan bagian mereka," tambahnya.

Hubungan antara Rusia dan NATO telah tegang sejak aliansi menuduh Rusia ikut campur dalam krisis Ukraina, klaim yang Rusia telah berulang kali bantah.

Setelah reunifikasi Krimea dengan Rusia Maret 2014, NATO meningkatkan kehadiran militernya dekat dengan perbatasan Rusia, khususnya di Polandia dan bekas negara-negara Baltik Soviet dari Latvia, Lithuania dan Estonia.

Pada April, 28 anggota blok itu membekukan kerja sama dengan Rusia, hanya mempertahankan kontak di tingkat duta besar dan lebih tinggi,demikian dilaporkan kantor berita RIA Novosti.

(H-AK)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2014