Berendam di onsen, istilah untuk pemandian air panas di Jepang, merupakan salah satu cara ampuh untuk melepas penat.

Otot-otot tubuh yang lelah setelah beraktivitas sepanjang hari jadi rileks saat tubuh terendam dalam kolam air panas yang berasal dari perut Bumi.

Seperti kolam pemandian air panas yang ada di Indonesia, onsen juga dipercaya berkhasiat mengatasi masalah kesehatan karena mengandung beragam mineral termasuk belerang.

Onsen tersedia di hotel, penginapan serta fasilitas yang dibangun di alam terbuka di Jepang. Di onsen yang ada di alam terbuka, orang bisa berendam sambil bersantai menikmati pemandangan alam pegunungan.

"Tidak terlupakan rasanya saat berendam sambil memandang bintang," kata Varyzcha Hafiza, wisatawan Indonesia yang berkunjung ke Jepang bersama teman-teman kuliahnya.

Onsen untuk lelaki dan perempuan biasanya terpisah. Tapi ada juga onsen yang dapat dimasuki oleh pria dan wanita.

Menurut Satoko Kimura jumlah onsen campur tidaklah banyak meski dia tidak mengetahui angka pastinya.

"Hanya sedikit onsen campur, saya juga belum pernah dan tidak mau juga mencobanya," ujar perempuan yang menyempatkan ke onsen dua hingga tiga kali setahun di tengah kesibukannya di Tokyo.

Harga tiket masuk ke onsen bervariasi. Pengunjung cukup membayar 400 yen di Nishiki Hot Springs Kurion, Prefektur Akita. Dan dengan kartu khusus anggota, harga tiket bisa didiskon jadi 300 yen.

Onsen di dalam hotel atau penginapan seperti Hotspring Shirahada di Highland Hotel Akita dan Akita Youthpal Hostel gratis.

Tapi ada juga hotel yang memungut bayaran dari tamu menggunakan fasilitas onsen. Di Hotel Emion Tokyo Bay, Urayasu, Prefektur Chiba harga tiket masuk onsen berkisar 600-800 yen tergantung jam kedatangan pengunjung.


Aturan Onsen

Orang yang ingin menikmati layanan onsen harus mematuhi sejumlah aturan.

Saat memasuki onsen, pengunjung mesti meletakkan barang-barang dan pakaian di loker atau keranjang yang disediakan. Di ruangan tanpa sekat itu pula para pengunjung onsen dapat berganti baju.

Karena kolam yang digunakan untuk berendam dipakai bersama-sama oleh seluruh pengunjung onsen, setiap pengunjung wajib membersihkan seluruh badan sebelum bersantai di dalam kolam air panas.

Ada sederet keran dan pancuran air untuk mandi dan mencuci rambut di sana. Pengunjung mandi dan keramas sambil duduk di bangku kecil yang terbuat dari kayu atau plastik. Baskom kecil tersedia di tempat itu untuk menaruh handuk kecil penggosok tubuh dan alat-alat mandi bawaan pengunjung.

Biasanya setiap onsen menyediakan botol sabun dan sampo cair berukuran besar yang bisa dipakai secara cuma-cuma.

Onsen yang lebih lengkap memiliki kondisioner dan sabun cuci muka. Bahkan ada juga yang menyediakan losion tubuh, wajah, atau vitamin rambut di wastafel yang terletak di area ruang ganti.

Usai membersihkan dan membilas sekujur tubuh, pengunjung bisa masuk ke kolam air panas.
 
Di dalam onsen, pengunjung sama sekali tidak boleh mengenakan pakaian, termasuk pakaian dalam dan bikini.

Biasanya hanya handuk kecil yang boleh dipakai saat berendam, itu pun hanya untuk menutupi bagian-bagian tertentu. Saat berendam, handuk dapat dilipat kecil dan diletakkan di atas kepala, atau diletakkan di pinggiran kolam, atau dipakai untuk membalut rambut seperti orang yang baru keramas.

Agar tubuh tidak kaget dengan suhu panas dalam onsen, pengunjung disarankan menyirami tubuh dengan air hangat sebelum berendam. Mulailah dengan menyiram bagian kaki hingga paha, tangan hingga bahu, dan sekujur tubuh sampai badan beradaptasi dengan temperatur panas.

Berendam pun tidak boleh sembarangan agar tidak pingsan akibat kepanasan. Rendamlah bagian bawah tubuh terlebih dahulu, baru dilanjutkan hingga hanya kepala yang muncul di permukaan air. Bila dirasa terlalu panas, kita bisa naik ke permukaan untuk mendinginkan bagian atas tubuh dan kembali berendam setelah badan kembali siap.

Sepuluh menit adalah waktu yang cukup untuk berendam bila airnya terasa terlalu panas. Durasi boleh ditambah menjadi dua puluh menit bila badan bisa beradaptasi baik dengan temperatur air.

Usai berendam, jangan lupa mengeringkan tubuh dengan handuk sebelum masuk ke ruang ganti. Di sana biasanya terdapat wastafel beserta kosmetik seperti krim untuk tubuh dan wajah, kapas pembersih telinga dan alat pengering rambut.

Pengunjung onsen juga disarankan minum banyak air setelah berendam untuk mencegah dehidrasi. Biasanya ada mesin penjual minuman yang menyediakan susu, jus, air mineral, hingga bir di dekat onsen.

Selain itu, ada beberapa hal yang harus diperhatikan agar tidak dipandang sebagai orang yang tidak sopan dalam budaya Jepang.

Pertama, pengunjung tidak boleh menceburkan diri dengan melompat ke kolam tapi mesti masuk perlahan agar tidak mengganggu orang lain yang sedang berelaksasi.

Kedua, pengunjung sebaiknya tidak membawa dan memakai handuk di dalam kolam. Kalau pun membawa handuk, lipatlah menjadi lebih kecil dan letakkan di atas kepala. Dan bila handuk tercebur ke dalam air, segera keluarkan dan peras di luar kolam.

Ketiga, pengunjung disarankan menjaga ketenangan. Mengobrol boleh-boleh saja asal tidak berisik dan mengganggu orang lain.


Ketagihan tapi malu

Berendam di onsen membuat otot-otot tubuh mengendur, rileks. Sensasi itu membuat beberapa orang ketagihan berendam di kolam pemandian air panas, termasuk di antaranya Mellysa Widyastuti.

Mellysa lebih suka berendam pada malam hari. "Karena membuat ngantuk dan ingin tidur," kata mahasiswi asal Indonesia itu.

Meski ketagihan, dia masih merasa jengah saat mandi mandi bersama orang asing tanpa mengenakan pakaian di onsen. Rasa malu masih menguasainya. Ia mengaku akan berpikir ulang untuk berendam bila onsen yang dia masuki ramai pengunjung.

"Saya ketagihan onsen, suka dengan sensasinya, tapi tidak suka bila ada orang lain," katanya.

Farid Mardhi, yang dua kali mencoba berendam di onsen saat berkunjung ke Negeri Sakura, juga merasakan hal yang sama. Ia mengaku butuh waktu untuk beradaptasi dengan budaya orang Negeri Sakura itu.

Kali pertama mencoba dia mengaku merasa sangat malu karena harus melepas pakaian di depan orang-orang yang sama sekali tidak dia kenal. Sejak dari ruang ganti hingga masuk kolam, dia selalu memakai handuk untuk menutupi tubuh.

"Saat kedua kali onsen karena saya lihat semua orang bugil, ya sudah saya santai saja, malah senang bisa mandi bareng," ujarnya lalu tertawa.

Oleh Nanien Yuniar
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2014