Martapura (ANTARA News) - Jutaan ekor ikan yang mati karena kehabisan oksigen menyebabkan Sungai Riam Kanan di Kabupaten Banjar Kalimantan Selatan tercemar bakteri yang berasal dari bangkai ikan.

"Sungainya pasti sudah tercemar karena jutaan bangkai ikan memenuhi seluruh badan sungai," ujar Saifudin, pemilik keramba jaring apung Desa Awang Bangkal di Martapura, Senin.

Pemilik keramba jaring apung lain Burhan mengatakan, jutaan bangkai ikan nila dan bawal memenuhi aliran sungai Riam Kanan yang memiliki lebar 30 meter dan panjang tujuh kilometer.

Disebutkan, aliran sungai yang dipenuhi bangkai ikan akan semakin panjang apabila arus air berjalan saat pintu limpasan air Waduk Riam Kanan dibuka sehingga pencemaran meluas.

"Aliran sungai sepanjang tujuh kilometer itu baru dari Desa Awang Bangkal hingga Desa Tambela, nanti bila arus air jalan, bangkai ikan akan terbawa ke hilir," katanya.

Menurut dia, pemilik keramba tidak mungkin membuang bangkai ikan ke darat atau mengubur karena jumlah yang sangat banyak sehingga jalan satu-satunya membuang ke sungai.

Dijelaskan, kondisi air sungai saat ini sangat mengerikan karena dipenuhi jutaan bangkai ikan sehingga tidak bisa digunakan memenuhi keperluan sehari-hari seperti mandi dan lainnya.

"Jangankan mandi, mencuci tangan saja tidak mungkin karena sungai dipenuhi bangkai ikan dan berbau tidak sedap sehingga siapa pun harus menutup hidung," ujarnya.

Dikatakan, kematian ratusan ton ikan konsumsi siap panen maupun bibit itu membuat ratusan pemilik keramba jaring apung mengalami kerugian miliaran rupiah.

"Setiap petani rata-rata merugi ratusan juta karena ikan yang mati beratnya beberapa ton sehingga jika dikalikan ratusan petani ikan maka kerugian miliaran," ujarnya.

Sekretaris Dinas Kelautan dan Perikanan Kalsel Mariatul Aisyah yang ditemui pemilik keramba, Senin siang mengatakan, pihaknya meminta data lengkap terkait masalah itu.

"Kami minta data lengkap baik jumlah pemilik keramba, jumlah ikan yang mati dan data lainnya sehingga bisa diambil langkah cepat pemecahan masalah," katanya.

Pewarta: Yose Rizal
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2014