Jakarta (ANTARA News) - "Bisa langsung kerja, sertijab sama siapa, tidak perlu acara seremonial," kata Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin kepada wartawan, Senin (27/10) sore di kantor Kementerian Agama Jalan Lapangan Banteng 3-4 Jakarta Pusat.

Lukman Hakim Saifuddin tiba di Kantor Kemenag disambut sejumlah pejabat eselon I, staf khusus dan para satuan pengaman (Satpam) di teras kantor tersebut. Mengenakan pakaian batik lengan panjang dan berkopiah, seperti biasa, ia melempar senyum kepada karyawan yang menyapa dan bersalaman.

"Selamat ya, pak", teriak para ibu dari jauh sebelum Lukman Hakim masuk lif menuju ruang kerjanya di lantai dua.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) melantik para menteri di Istana Negara, termasuk LHS, sapaan akrab Lukman Hakim Saifuddin. LHS diberi amanah untuk kembali menjadi Menteri Agama. Ia adalah satu-satunya menteri yang "incumbent", sehingga tidak perlu ada upacara serah terima jabatan menteri.

Mengenai program kerja, Menag menyatakan akan melanjutkan program yang sudah dilakukan, seperti perbaikan penyelenggaraan haji. "Penyelenggaraan haji masih perlu perbaikan, antara lain perjanjian penyewaan pemondokan di Arab Saudi, prioritas bagi calon jamaah haji yang belum pernah," terangnya.

Selain itu, lanjut Menag, bagaimana Kementerian Agama menjadi perekat untuk umat dan mampu memposisikan diri di atas kepentingan semua golongan. "Perekat umat ini penting sehingga Kemenag menjadi rumah besar bagi umat," ujarnya.

Seperti diketahui pada 9 Juni 2014, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono melantik LHS sebagai menteri agama pada Kabinet Indonesia Bersatu II. LHS menjalani fit and proper test di Batam, Kepulauan Riau, saat SBY melakukan kunjungan kerja.

Jejak pria kelahiran Jakarta, 25 November 1962 nyaris persis dengan karier politik sang ayah KH Saifuddin Zuhri yang menjadi Menteri Agama ke-9 menjabat dari 6 Maret 1962 - 17 Oktober 1967. LHS sejak muda telah aktif berorganisasi dan berpolitik, baik di NU maupun di PPP. Sejak tahun 1997 berkiprah di parlemen menjadi anggota DPR, dan pernah menjadi Wakil Ketua MPR periode 2009-2014.  (*)

Pewarta: Edy Supriatna Sjafei
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2014