Jakarta (ANTARA News) - Perusahaan pengembang teknologi informasi asal Taiwan, HTC, memperkenalkan produk terbaru mereka HTC One E8 di Indonesia, yang diklaim sebagai versi klasik dari pendahulunya M8.

"Untuk HTC One E8, inilah versi klasik dari HTC One M8," kata Supervisor Pemasaran HTC Indonesia, Alex Pangestu, dalam sesi temu media di Jakarta, Selasa.

Alex menekankan bahwa hampir tidak ada perbedaan besar antara M8 dengan E8, kecuali ketidakhadiran dwilensa kamera yang tersemat di M8 dan tidak di E8.

Sebagai gantinya, E8 diperkuat dengan kamera utama 13MP beserta kamera depan 5MP.

Selain itu, dari segi materi bodi kedua ponsel pintar yang berjenis unibody atau menyatu dengan baterainya itu juga berbeda, M8 menggunakan full metal, sementara E8 berbahan polikarbonat yang diklaim ringan namun kuat.

Hasilnya, dua perbedaan mendasar itu memangkas harga yang harus dikeluarkan konsumen untuk mendapatkan E8 yang dibanderol dengan harga Rp7.499.000, berselisih sekira Rp2 juta dibandingkan M8 yang saat pertama meluncur ditawarkan dengan harga Rp9.499.000.

Sementara itu, secara umum fitur yang dirasakan di M8 juga akan ditemukan pada E8, seperti misalnya teknologi sensor gerak untuk menerima panggilan masuk dengan hanya mendekatkan ponsel ke telinga pengguna.

Dapur pacu E8 diperkuat oleh prosesor empat inti Qualcomm Snapdragon 801 2,5GHz dengan lebar tampilan antarmuka 5 inci serta kapasitas baterai 2600mAh.

Fitur Dual SIM hybrid, slot utama bisa mengenakan GSM atau CDMA sedangkan slot 2 hanya GSM, juga tersedia pada E8 yang sudah berkemampuan untuk menangkap jaringan teknologi generasi ke-4 atau Long Term Evolution (LTE).

"Hanya saja untuk 4G LTE masih kami blok dulu melalui piranti lunaknya, meskipun piranti keras kami memadai, namun jaringan di Indonesia belum mendukung. Nanti kalau 4G sudah optimal, kami buka bloknya," kata Alex.

Meski di dunia terdapat lebih banyak pilihan warna, namun di Indonesia hanya ditawarkan dalam dua pilihan warna, yakni putih dan abu-abu gelap.

Pewarta: Gilang Galiartha
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2014