Anak laki-laki maupun perempuan dapat menggunakan alat ini. Usianya dibatasi pada rentang 9-16 tahun dengan berat badan maksimal 60 kg."
Surabaya (ANTARA News) - Mahasiswa Universitas Surabaya (Ubaya) Rido Satria Wijaya menciptakan alat bantu untuk penyandang cerebral palsy (kelainan otak yang mengakibatkan kelainan pada fungsi gerak, bentuk tubuh dan koordinasi, psikologis, dan kognitif).

"Awalnya, saya prihatin dengan meningkatnya jumlah anak penyandang cerebral palsy di Indonesia sebesar 1-5 per 1.000 jumlah kelahiran hidup dalam setiap tahunnya," kata Rido Satria Wijaya di kampus setempat, Rabu.

Dari keprihatinan itu, mahasiswa Desain Manajemen Produk Fakultas Industri Kreatif Ubaya tersebut  mendesain produk alat bantu penunjang aktivitas dan terapi bagi anak penyandang cerebral palsy.

Produk berlabel Mobility Aid for Cerebral Palsy (Mai-CP) itu sudah dicoba pada penderita cerebral palsy dari Sekolah Luar Biasa (SLB) Fajar Harapan Surabaya pada Selasa (28/10).

"Selama ini, alat bantu untuk penderita Cerebral Palsy masih terbatas pada kursi roda, tapi Mai-CP dengan ukuran 104 cm x 48 cm x 65 cm menghadirkan konsep desain easy and tough," katanya.

Hasilnya, anak penyandang cerebral palsy pada tingkat ringan dan sedang dapat terbantu aktivitasnya. Pengoperasian produk ini dilakukan dengan cara duduk dan berdiri.

Dengan alat ini, penyandang cerebral palsy yang mengalami keterbatasan, terutama terbatas pada geraknya ketika beraktivitas, dapat terbantu sehingga dapat berpindah tempat lebih mandiri.

"Anak laki-laki maupun perempuan dapat menggunakan alat ini. Usianya dibatasi pada rentang 9-16 tahun dengan berat badan maksimal 60 kg," ujar Rido.

Namun, katanya, penggunaan produk ini masih memerlukan pengawasan dan pendampingan orang tua.

"Karena bagaimanapun, dukungan dan perhatian orang tua tetap menjadi kunci perkembangan anak," katanya.

Pewarta: Edy M Ya`kub
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2014