Jakarta (ANTARA News) - Lantai suatu bangunan di Jalan Kramat Raya 106 Jakarta Pusat masih sama seperti ketika dibangun lebih dari seratus tahun lalu.

"Ini masih asli dan saat ini menjadi cagar budaya yang dilindungi pemerintah," kata Humas museum Sumpah Pemuda, Bakhti Ari Budiansyah sambil jari tangannya menunjuk ke lantai.

Di dinding-dinding sekeliling ruangan terdapat tulisan berlapiskan keramik tentang putusan kongres dan lirik lagu Indonesia Raya lengkap dengan tangga nadanya.

Masuk ke ruang tengah, ada diorama menggambarkan WR Supratman memainkan biola disaksikan enam pimpinan rapat Kongres Pemuda II.

Sejarawan Universitas Negeri Surabaya Prof. Dr. H. Aminuddin Kasdi, MS, menjelaskan Kongres II pada 1928 merupakan tindak lanjut dari Kongres I pada 1926.

"Gagasan penyelenggaraan Kongres II berasal dari Perhimpunan Pelajar Pelajar Indonesia (PPPI)," katanya.

Anggotanya, kata dia, berasal dari mahasiswa dan sejumlah organisasi pemuda terkemuka, antara lain "Jong Sumatranen Bond", Pemuda Indonesia, Sekar Rukun, "Jong Islamienten", "Jong Bataks Bond", "Jong Celebes", Pemuda Kaum Betawi dan PPPI.

"Rapatnya ada di tiga lokasi berbeda, 27-28 Oktober 1928," kata sejarawan kelahiran Nganjuk, 9 Januari 1948 tersebut.

Rapat pertama digelar Sabtu, 27 Oktober 1928, di Gedung Katholieke Jongenlingen Bond (KJB). Kedua dilaksankaan keesokan harinya, yakni Minggu, 28 Oktober 1928, di Gedung Oost-Java Bioscoop dan dilanjutkan malamnya di Gedung Indonesisch Huis Kramat.

Mengenai lokasi kegiatan, pendiri Komunitas Historia Indonesia, Asep Kambali, membenarkan ada rapat di tiga lokasi tersebut.

Lokasi pertama di Gedung Katholieke Jongenlingen Bond (KJB), kawasan Lapangan Banteng Jakarta Pusat, yang saat ini ditempati yayasan pendidikan Santa Ursula.

"Lokasinya ada di dalam gedung sekolah. Bangunannya masih asli, namun ada sedikit modifikasi saja," katanya.

Lokasi kedua yakni Gedung Oost-Java Bioscoop yang terletak di Jalan Medan Merdeka Utara, tidak jauh dari Istana Negara dan Mahkamah Agung.

"Tapi sekarang gedung itu sepertinya sudah tidak ada. Memang ada yang mengatakan saat ini lokasinya di Mahkamah Agung, tapi MA sejak dulu sudah ada," kata Asep.

Rapat ketiga sekaligus lokasi pembacaan hasil rumusan di Gedung Indonesisch Huis Kramat, saat ini Museum Sumpah Pemuda di Jalan Kramat Raya 106 Jakarta Pusat.

"Kalau di museum memang terjaga karena ada pengelola dan dirawat," kata Asep.

Di tempat itulah, oleh para pemuda yang hadir, rumusan itu diucapkan sebagai sumpah setia yang berbunyi:

"Pertama, kami poetera dan poeteri Indonesia, mengakoe bertoempah darah jang satoe, Tanah Indonesia.
Kedoea, kami poetera dan poeteri Indonesia, mengakoe berbangsa jang satoe, Bangsa Indonesia.
Ketiga, kami poetera dan poeteri Indonesia, mendjoendjoeng bahasa persatoean,
Bahasa Indonesia."


Pewarta: Fiqih Arfani
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2014