agar tidak terjadi kebuntuan, kevakuman dan kendala pengalihan kepemimpinan pada kader-kader muda"
Jakarta (ANTARA News) - Politisi Golkar Agun Gunandjar mengatakan sebaiknya Aburizal Bakrie tidak mencalonkan diri loagi sebagai Ketua Umum Golkar periode selanjutnya demi membuka jalan regenerasi menyeluruh di tingkat DPP.

"Kepemimpinan Golkar menghadapi 2019 diperlukan regenerasi kepemimpinan secara menyeluruh di tingkat DPP agar tidak terjadi kebuntuan, kevakuman dan kendala pengalihan kepemimpinan pada kader-kader muda partai Golkar seperti yang sekarang ada di AMPG dan AMPI. Sebaiknya Pak Ical jangan maju lagi," kata Agun melalui pesan singkat di Jakarta, Rabu.

Agun mengatakan regenerasi diperlukan untuk merealisasikan paradigma baru Partai Golkar yang digagas Akbar Tandjung di awal era reformasi dan untuk mewujudkan visi Indonesia Emas 2045 yang digagas Aburizal Bakrie.

Regenerasi diperlukan jika belajar dari kegemilangan Golkar pada Pemilu 1999 dan 2004 yang beralih menjadi kemunduran Golkar pada Pemilu 2009 dan berlanjut pada 2014.

Dia menekankan banyak politisi Golkar yang dikategorikan senior namun berusia muda karena sudah "makan asam garam" di partai, dan sudah memegang jabatan-jabatan politik di parlemen.

"Seperti generasi Hariyanto Y Tohari, Airlangga Hartarto, Priyo Budi Santoso, Melky Mekkeng, Zainudin Amali, Yorris Raweyai, Nusron Wahid, Agus Gumiwang, Poempida Hidayatulah, Firman Subagio, Titiek Suharto, para Ketua DPD Provinsi, Kabupaten dan Kota, banyak sekali," ujar dia.

Agun menilai nama-nama itu sudah patut dianggap senior dan harus diberikan kesempatan menjadi ketua umum partai pada munas yang akan datang.

"Partai Golkar saat ini membutuhkan pemimpin yang merangkak dari bawah sebagai sosok seorang aktivis, ideolog partai yang berjuang untuk kepentingan rakyat, negara dan partai," jelas dia.

Aburizal sendiri mengatakan masih akan melihat dahulu dukungan dari kader-kader  sebelum memutuskan maju kembali sebagai Ketua Umum Golkar.




Pewarta: Rangga Pandu Asmara Jingga
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2014