... jika suatu bangsa mempunyai persatuan, bangsa itu akan mempunyai harga diri... "
Jakarta (ANTARA News) - Demokrasi Indonesia kompatibel dengan Islam sehingga Indonesia dapat dijadikan contoh utama di mana penganut Islam, Katolik, Protestan, Hindu, Buddha, dan Konghucu dapat hidup berdampingan dengan damai dan saling menguatkan, kata Prof Dr Azyumardi Azra.

"Realitas yang menyertai kehidupan bangsa Indonesia itu memungkinkan umat Muslim di Tanah Air meningkatkan peranan penting dalam kehidupan umat Islam sedunia," katanya, dalam ceramah, di Kampus Universitas St Cyrill and Methodius, Trnava, Slowakia, Rabu (29/10).

Peranan penting itu melalui penyebaran pemahaman Islam yang moderat karena Indonesia memiliki Islam yang moderat, katanya, saat berbicara sebagai anggota Delegasi Lintas Agama Indonesia di acara itu.

Selain Azra, Pastur Agustinus Ulahayana dan Dr Marthin Lukito Sinaga juga menyampaikan pandangan mereka pada acara itu, kata Al Busyra Basnur, Direktur Diplomasi Publik Kementerian Luar Negeri, dalam pernyataan persnya, di Jakarta, Kamis.

Ulahayana menekankan pentingnya hubungan pribadi, budaya dialog, budaya persahabatan dan budaya inklusif dalam menyelesaikan setiap persoalan yang terjadi antar kelompok dan umat beragama.

"Indonesia yang memiliki keberagaman etnis, kelompok dan agama telah membuktikan hal tersebut," katanya.

Sementara itu, Sinaga menekankan pentingnya menegakkan dan menjaga persatuan bagi bangsa-bangsa di dunia.

Menurut dia, Indonesia telah membuktikan persatuan mengurangi dominasi. Lebih dari itu, jika suatu bangsa mempunyai persatuan, bangsa itu akan mempunyai harga diri.

Tiga tokoh agama dan akademisi Indonesia tersebut berada di Slowakia untuk mendukung kegiatan Dialog Lintas Agama (Interfaith Dialogue) Indonesia dan Slowakia yang diselenggarakan Kementerian Luar Negeri, Kementerian Agama dan Kedutaan Besar Indonesia di Bratislava.

Dialog lintas agama ini baru pertama kali diselenggarakan dengan Slowakia dan merupakan negara mitra ke-25 Indonesia dalam menyelenggarakan dialog lintas agama secara bilateral dengan negara sahabat.

Selama berada di Slowakia, delegasi Indonesia mengikuti serangkaian acara di berbagai kampus, pusat keagamaan dan lembaga pemikir Slowakia.

Sebelum acara dialog, delegasi Indonesia diterima Rektor Universitas St Cyrill and Methodius, Prof Dr Josef Mathur.

Sesi dialog yang dihadiri sekitar 100 mahasiswa dan undangan lainnya itu dipimpin oleh Dekan Fakultas Filsafat dan Seni universitas itu, Dr Katarina Slobodova Novakova.

Sebagai bagian dari rangkaian kegiatan dialog lintas agama di kampus tersebut, KBRI Bratislava juga menggelar acara Indonesia Update bekerja sama dengan pihak universitas.

Indonesia Update itu diisi dengan pameran foto, demo masakan Indonesia, serta pemutaran film Indonesia berjudul Senyawa (karya Wreghas Bhanuteja) dan Tanda Tanya (karya Hanung Brahmantyo).

Acara tersebut juga terselenggara berkat dukungan sebagian besar dari sekitar 250 orang alumni peserta program Dharmasiswa Indonesia, kata Al Busyra yang juga ikut dalam delegasi Indonesia itu.

Pada saat sama, delegasi Fakultas Pertanian Universitas Andalas yang terdiri dari 17 orang juga berkunjung ke Slowakia dalam rangka meningkatkan kerja sama dengan sejumlah universitas dan lembaga pendidikan dan penelitian di negara itu.

Duta Besar Indonesia untuk Slovakia, Djumantoro Purbo, mengatakan, univrsitas itu mengadakan kerja sama dengan Slovak University of Agriculture, OSIVO (Lembaga Pengembangan Gandum Slovakia) dan ISTROPOL Solary AS (Lembaga Pemuliaan Gandum Slovakia) di bidang pertukaran mahasiswa, dosen dan penelitian gandum.

Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2014