New York (ANTARA News) - Kura-kura raksasa yang dikabarkan mendekati ambang kepunahan di pulau kecil Galapagos membuat come-back luar biasa, ungkap penelitian terbaru.

Populasi kura-kura di pulau Espanola menyusut menjadi hanya 15 ekor pada 1960-an karena kerusakan habitat mereka yang disebabkan oleh kambing liar.

Kemudian sekitar 40 tahun yang lalu, kura-kura hasil penangkaran dilepaskan di pulau itu dan sekarang ada sekitar 1000 di antaranya yang hidup dan berkembang biak di alam liar.

"Ini salah satu cerita sukses konservasi terbesar," kata James Gibbs, seorang ahli biologis konservasi di SUNY College of Environmental Science and Forestry di Syracuse, New York.

Gibbs memimpin penelitian yang diterbitkan pada 28 Oktober di jurnal PLOS ONE.

Kura-kura raksasa yang dulunya dapat ditemukan di seluruh dunia, tetapi sekarang, di alam liar mereka hanya bisa ditemukan di beberapa tempat, termasuk pulau Galapagos, Seychelles dan Mascarenes.

Pemburu ikan paus memburu kura-kura di Espanola untuk makanan.

Nelayan kemudian membawa kambing ke pulau pada akhir 1800-an, menghacurkan ekosistem asli dan kura-kura bersamaan dengan itu.

Kemudian pada 1960-an hanya beberapa reptil raksasa itu yang tersisa.

Untuk mengatasi masalah, "Perintah pertama yakni untuk membasmi kambing," kata Gibbs kepada Live Science.

Para konservasionis membawa orang-orang bersenjata yang terlatih pada helikopter untuk memburu dan membunuh semua kambing.

Sementara taman nasional Galapagos memperkenalkan kembali kura-kura hasil penangkaran ke pulau itu.

Dalam penelitian, Gibbs dan temannya menganalisis 40 tahun data yang dikoleksi oleh taman nasional, fondasi Charles Darwin, dan peneliti yang lain.

Mereka menemukan bahwa populasi kura-kura telah stabil.

"Pada dasarnya apa yang kami temukan dari waktu ke waktu, sekitar setengah dari kura-kura yang dibebaskan bertahan," kata Gibbs. "Itu benar-benar menakjubkan."

Dan kura-kura berkembang biak. Beberapa binatang yang masih muda ditemukan dalam lima sampai sepuluh tahun terakhir tidak dibesarkan dalam penangkaran, kata Gibbs.

Populasi kura-kura "sangat aman", katanya, dan mungkin tidak membutuhkan campur tangan manusia.

Penerjemah: Okta Antikasari
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2014