New York (ANTARA News) - Harga minyak dunia turun pada Jumat (Sabtu pagi WIB), terseret oleh dolar yang lebih kuat setelah bank sentral Jepang (BoJ) secara tak terduga meluncurkan stimulus besar-besaran yang memicu reli kuat di pasar saham global.

Patokan AS, minyak mentah light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Desember, turun 58 sen menjadi ditutup pada 80,54 dolar AS per barel di New York Mercantile Exchange, lapor AFP dan Xinhua.

Minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman Desember menetap di 85,86 dolar AS per barel di di London, turun 38 sen dari tingkat penutupan Kamis.

BoJ mengejutkan pasar pada Jumat, mengumumkan akan menambahkan hingga 20 triliun yen (182 miliar dolar AS) untuk skema pembelian aset saat ini, membawanya menjadi 80 triliun yen per tahun dalam upaya untuk merangsang pertumbuhan.

Dolar naik tajam terhadap yen setelah tindakan BoJ, dan juga terhadap euro.

Dolar yang semakin kuat membuat minyak yang dihargakan dalam dolar lebih mahal untuk pembeli yang menggunakan mata uang lemah.

Penurunan harga minyak mentah telah mengikuti kenaikan dolar sejak Rabu (29/10) ketika Federal Reserve AS mengakhiri program pembelian obligasi besarnya, menilai ekonomi AS sudah cukup baik untuk berjalan tanpa stimulus.

Sebuah laporan pertumbuhan ekonomi AS untuk kuartal ketiga yang lebih baik dari perkiraan pada Kamis, dengan ekspansi sebesar 3,5 persen, juga menambah dolar semakin "bullish" dan melemahnya harga minyak.

Harga minyak mentah juga mundur di tengah meningkatnya pasokan global.

Produksi minyak mentah dari Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) naik sebesar 53.000 barel menjadi 30,974 juta barel per hari, survei Bloomberg menunjukkan, mencapai tertinggi 14-bulan. Produksi OPEC menyumbang sekitar 40 persen dari pasokan minyak dunia.

Untuk pekan yang berakhir 24 Oktober, stok minyak mentah di Amerika Serikat meningkat 36.000 barel menjadi 8,97 juta barel per hari, menurut Badan Informasi Energi AS (EIA), tingkat tertinggi sejak 1986.

Stok minyak mentah nasional di Amerika Serikat meningkat dua juta barel menjadi 379,7 juta barel pada pekan lalu. Stok di Cushing, Oklahoma, titik pengiriman untuk WTI, naik 800.000 barel menjadi 21,4 juta barel.

Di sisi ekonomi, data konsumen AS yang menggembirakan gagal mendukung harga minyak mentah.

Kepercayaan konsumen AS naik pada Oktober ke tingkat tertinggi sejak Juli 2007, menurut sebuah survei yang dirilis Jumat. Angka akhir indeks sentimen konsumen Thomson Reuters/University of Michigan untuk Oktober naik menjadi 86,9, dari 84,6 pada September, mengalahkan ekspektasi pasar. (A026)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2014