Jakarta (ANTARA News) - Pada 1 November 1996, RA Sri Sudarini yang lebih dikenal dengan nama Rini S. Bono, menjalani operasi Caesar di rumah sakit bersalin Puri Cinere di Jakarta Selatan, dan akhirnya lahirlah ke dunia ini bayi yang diberi nama Muhammad Sean Ricardo Gelael.

Sean membuka matanya di alam dunia ini saat orang-orang baru keluar dari masjid melakukan ibadah shalat Jumat.

Bayi itu lahir dengan bobot mencapai 4,1 kg dan panjangnya 41 cm. Ibunda Rini menyusui sendiri (ASI) Sean dan sebulan kemudian bobot si bayi naik cepat mencapai 5,2 kg dan panjangnya 60 cm.

Pada hari ke-40 kelahirannya, diadakan acara selapanan atau kekah, dan ayahnya Ricardo Gelael memotong rambut putra yang diidamkan dan didambakan itu.

Perjalanan hidup pun mulai tertoreh dalam catatan sejarah, sampai akhirnya pada 1 November 2014, Sean yang meniti dan mengukir kiprah hidupnya sebagai pebalap nasional dan internasional, tidak terasa sudah berusia 18 tahun.

Pepatah mengatakan, buah jatuh tak jauh dari pohonnya. Sang ayah, Ricardo Gelael, yang hobi olahraga otomotif, bahkan sebagai juara reli mobil nasional 2006, menurunkan bakatnya kepada putra semata wayang, yang kini tingginya 180-an cm dan ukuran sepatunya sudah bernomor 44 itu.

Sean Gelael sudah berusia 18 tahun pada 1 November 2014. Ia sudah menjalani dua tahun perlombaan di Kejuaraan FIA Formula 3 Eropa, setelah ajeg berlomba mulai dari karting nasional, Asia dan Eropa, hingga Formula Pilota dan Formula 3 Inggris sampai akhirnya melakukan debut di ajang Formula 3.

Tahun 2014 Sean berlaga dalam 10 putaran FIA F3 Eropa sebanyak 33 race, satu kejuaraan Bristih F3 dan November mengikuti laga khusus yang diikuti pebalap terpilih di Macau Grand Prix.

Musim ini tim Jagonya Ayam with Carlin memenuhi target mereka berada di urutan kedua klasemen akhir, setelah para pebalapnya Tom Blomqvist berada di urutan kedua, Antonio Giovinazzi (6) dan Sean (18).

Berbicara tentang ulang tahun, selayaknya kita melakukan refleksi dan introspeksi sekaligus melakukan kilas balik dari perjalanan hidup. Dan, kenangan masa kecil merupakan sesuatu yang indah dan tidak akan terlupakan.

Ketika Sean berusia 10 tahun, ibundanya, Sri Sudarini yang mantan artis itu, mengatakan bahwa dirinya tidak putus berdoa meminta kepada Tuhan agar melindungi puteranya selama mengikuti perlombaan reli mobil di tengah perkebunan di kawasan Sumatera Utara.

"Ya Allah, ia baru berusia 10 tahun, tapi ia sudah mengerjakan hal yang dilakukan orang dewasa. Lindungilah ia dan semoga ia berhasil dalam menekuni hobi yang menurun dari ayahnya itu," kata Rini.

Ketika itu, ayah dan anak itu bersaing dalam putaran kedua kejuaraan nasional reli mobil (speed rally) yang berlangsung di kawasan perkebunan di Sumatera Utara, 22 hingga 24 Juni 2006.

Ricardo yang ketika itu berusia 49 tahun adalah juara nasional 2006, sedangkan Sean sebagai navigator mendampingi David Maslen dari Inggris juara pertama pada putaran terakhir reli nasional di Bali, Desember 2006.

Namun, keduanya yang menjuarai urutan pertama dan kedua Leg 1 Kejurnas Sumut, gagal pada Leg 2. Rini mengatakan, sebagai seorang ibu, maka pasti seperti ibu-ibu lain, yang merasakan amat khawatir menyaksikan anaknya melaju dalam kendaraan dengan kecepatan tinggi, apalagi masih seorang bocah.

"Hati ibu mana yang tidak khawatir meihat anaknya melaju di tengah hutan begitu. Tapi saya pasrah dan hanya berdoa. Bahkan sebelum ia berlomba pun saya selalu berdoa untuk dia dan Sean pun saya minta agar selalu berdoa kepada Allah," kata Rini mengomentari puteranya, Muhamad Sean, yang selain hobi otomotif, juga senang dengan sepakbola.

Sean, ketika itu masih sebagai siswa kelas VI SD Cita Buana Cilandak Jakarta, hanya tersenyum mendengar komentar ibunya sementara ia sendiri agak lama bila diwawancarai wartawan, karena ia lebih fasih berbahasa Inggris.

Ketika itu, Ricardo Gelael mengatakan, "Pelan-pelan kalau mau menanyai dia. Dia kurang paham, apalagi bila bicara cepat-cepat." Saat itu Sean usai menerima penghargaan MURI sebagai navigator termuda, di Parapat, Sumatera Utara.

Rini melajutkan, bila memang Sean sudah amat kuat kehendak dan semangatnya menekuni olahraga keras yang menurun dari ayahnya itu, maka ia pun harus mendukungnya.

"Saya bahagia ia mendapat penghargaan dari MURI. Saya pun harus mendukung semangatnya, dan Sean harus tidak patah semangat dengan kekalahan pada Leg kedua ini," kata Rini, yang banyak membintangi film layar lebar pada era 1980-an.

Ketika itu Sean mengatakan, "Saya tidak patah semangat kalau kalah. Jadi saya ingin belajar terus dari papa dan om-om yang sudah berpengalaman."

Sean pun bermetamorfosa lantaran kini amat mahir menjawan pertanyaan media, apalagi dalam bahasa Inggris.

Catatan sejarah kehidupan terus berlalu selembar demi selembar, bahkan sudah semakin tebal, dari satu bab ke bab lainnya.

Setelah melalui perjalanan panjang lomba karting di tingkat nasional dan Asia. Sean menjadi juara nasional dan Asia. Ia pun melanglangbuana ke perlombaan karting Eropa, sampai akhirnya meningkat ke jenjang Formula Pilota China (juara dua Asia) dan meningkat lagi ke kancah laga Formula 3 Inggris dan Eropa.

Karakter dan idola

Antara sekolah dan balap dalam meniti karir di usia belia tidaklah mudah bagi Sean. Ia harus pandai membagi waktu antara sekolah dan ambisinya sebagai pebalap.

Pada musim lomba FIA F3 Eropa 2013, ia beberapa kali pulang untuk mengikuti sekolahnya. Ketika usai musim lomba 2013, ia pun kembali masuk sekolah.

"Ia sibuk sekali melanjutkan pelajaran sekolahnya," kata Ricardo suatu ketika, saat mengomentari kesibukan putra semata wayang yang menimba ilmu di sekolah internasional Cita Buana, Jakarta itu.

Sean memang amat tekun belajar dan menurut ibunya ia pintar dalam bidang matematik, namun payah dalam menulis esay bahasa Indonesia. Di masa kecil, guru bidang itu dan agama didatangkan ke rumah.

Pemuda pelajar dan pebalap itu merupakan satu-satunya pebalap dari Asia. Ia juga pebalap paling muda (2013). Ia juga pebalap yang baru pertama kali mencicipi semua lintasan balap, sementara yang lain sudah beberapa kali tampil di sirkuit itu bahkan beberapa di antaranya pernah menjadi juara.

Sean ada di antara 30 pebalap Eropa yang bertarung pada Kejuaraan FIA Formula 3 Eropa 2013 dan 2014.

Ia tidak main-main mengikuti balapan Eropa. Ia melaju 10 putaran FIA F3 Eropa, empat putaran British FIA Internastional, kemudian ikut pula balapan Formula 3 Masters di Belanda serta kejuaraan F3 Macau, November 2013.

Ia juga mengikuti 11 putaran (33 race) Kejuaraan FIA F3 Eropa 2014 bersama tim Jagonya Ayam with Carlin dan berhasil menempati urutan kedua klasemen tim.

Sean menunjukkan karakternya. Ia bertekad menunjukkan bahwa ada anak Indonesia yang mampu berkarir di tingkat internasional.

Ia pun berusaha menjadi pebalap pertama Indonesia yang mengikuti ajang lomba Formula Satu. Ia memiliki misi dan visi. Ia sudah menentukan perjalanan hidupnya. Ia memiliki kepribadian.

Ketika Ikatan Motor Indonesia (IMI) sempat berkoar-koar ingin membawa sirkus Formula Satu ke Indonesia "bahkan sebagai kampanye untuk menembus kursi struktural organisasi ", ternyata ada pemuda bangsa yang diam-diam ingin medahului mereka menuju lintasan dunia itu.

Sean kini sudah berusia 18 tahun, sudah kuliah di Inggris, sudah dewasa untuk menentukan jalan hidupnya.

Ia adalah idola pemuda Indonesia yang mencerminkan prinsip hidup: "Bekerja... bekerja... bekerja!" (*)

Oleh A.R. Loebis
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2014