Jakarta (ANTARA News) - Politikus PPP Djan Faridz mempersilakan Ahmad Yani ikut bertarung dalam pemilihan ketua umum partai politik itu dalam Muktamar VIII di Jakarta.

"Boleh, tidak ada yang melarang. Kalau (Yani, red.) mau maju tidak ada yang melarang," kata Djan Faridz kepada wartawan di Jakarta, Sabtu.

Sebelumnya, di sela-sela agenda pembacaan pandangan umum DPW PPP terhadap laporan pertanggungjawabab DPP PPP, Jumat (31/10) malam, pimpinan sidang Muktamar PPP Fernita Darwis secara tiba-tiba menyatakan Djan Faridz terpilih secara aklamasi sebagai ketua umum.

Pernyataan pimpinan sidang itu, lantas menimbulkan kericuhan oleh sejumlah DPC yang menginginkan agenda muktamar dijalankan secara runtut, hingga akhirnya penetapan Djan Faridz sebagai ketua umum secara aklamasi dianulir.

Djan menganggap sebenarnya sistem aklamasi sudah cukup dalam pemilihan ketua umum. Namun, dia mengaku menyerahkan keputusan kepada peserta muktamar.

Djan mengaku siap menerima amanah sebagai ketua umum jika peserta muktamar yang terdiri atas 435 DPC dan 31 DPW menghendakinya.

Politikus PPP Ahmad Yani berpendapat, pemilihan secara aklamasi bagaikan membeli kucing dalam karung.

Dengan sistem seperti itu, katanya, peserta muktamar tidak bisa mengetahui secara pasti visi-misi yang diusung calon ketua umum.

Menurut Yani, sebaiknya sistem pemilihan dilakukan demokratis dimana seluruh kandidat ketua umum bisa memaparkan visi-misinya kepada peserta muktamar.

"Kalau aklamasi seperti membeli kucing dalam karung. Itu yang saya tangkap dari kegelisahan peserta muktamar," katanya.

Yani menyatakan siap bertarung dengan Djan Faridz yang disebut-sebut oleh Ketua Umum PPP demisioner Suryadharma Ali sebagai kandidat terkuat.

"Insya Allah, bismillah saya siap (melawan Djan Faridz, red.). Asalkan mekanismenya pemilihan, bukan aklamasi seperti semalam," katanya.

Muktamar VIII PPP di Jakarta berlangsung sejak Kamis (30/10) hingga Sabtu. Salah satu agenda muktamar adalah pemilihan ketua umum baru dengan kandidat, antara lain Ahmad Yani, Djan Faridz, Ahmad Muqowam, dan Dimyati Natakusumah.

Muktamar juga akan merumuskan AD/ART partai serta menentukan arah politik PPP ke depan.

Pewarta: Rangga Pandu
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2014