Bekasi (ANTARA News) - Wakil Wali Kota Bekasi Ahmad Syaikhu mengapresiasi program penghijauan di sekitar area Tempat Pemakaman Umum oleh tiga komunitas masyarakat setempat.

"Keberadaan komunitas penggagas penghijauan ini sangat diperlukan sebagai upaya menciptakan sebuah kota yang berkelanjutan dalam segi lingkungan, ekonomi, dan sosial budaya," katanya saat mengikuti agenda penanaman 100 bibit pohon di TPU Pedurenan, Mustikajaya, Sabtu.

Kegiatan itu digagas oleh tiga kelompok masyarakat dari berbagai profesi di antaranya, RoBek Bike to Work, Earth Hour, dan Bekasi Urban City yang tergabung dalam Forum Komunitas Hijau (FKH) Kota Bekasi.

"Ini merupakan salah satu jawaban yang dipertanyakan para netizen yang ramai pada beberapa waktu lalu dalam media sosial Facebook, Twitter, Path dan lainnya bahwa Kota Bekasi katanya panas," katanya.

Menurut Syaikhu, pertanyaan itu telah disikapi masyarakat Kota Bekasi dengan cara positif dan kegiatan nyata program penghijauan di TPU Padurenan.

"Mudah-mudahan ini bukan hanya menjadi acara seremonial, tapi bisa rutin terus dilaksanakan," katanya.

Dalam agenda penghijauan yang dilaksanakan di TPU Pedurenan seluas 20 hektare ini, FKH menanam sebanyak 100 pohon yang terdiri dari 50 pohon kamboja dan 50 pohon mahoni.

Penananam bibit pohon tersebut sengaja diatur untuk menata area TPU agar terdapat sejumlah batas pemisah yang menandakan makan muslim dan nonmuslim.

Bibit pohon kamboja ditanam secara teratur untuk membatasi area TPU dengan pemukiman penduduk, sementara bibit pohon mahoni sebagai pembatas antara pemakan muslim dengan pemakaman nonmuslim.

"Kota Bekasi adalah kota homogen, tidak hanya terdiri dari segolongan penganut agama saja," katanya.

Pewarta: Andi Firdaus
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2014