Baghdad (ANTARA News) - Enam orang tewas dan 42 orang lagi cedera dalam tiga serangan bom di Ibu Kota Irak, Baghdad, Minggu (2/11), kata satu sumber polisi.

Satu bom mobil meledak pada Minggu malam di satu tempat parkir di luar kafetaria di Kabupaten Kota Sadr, Baghdad Timur, menewaskan dua orang dan melukai delapan orang lagi, kata sumber itu --yang tak ingin disebutkan jatidirinya-- kepada Xinhua.

"Jumlah korban jiwa akibat ledakan di Jalan As-Sadoun malam ini naik jadi dua dan cedera 24," tambah sumber tersebut.

Sebelumnya, sumber itu mengatakan satu bom mobil yang diparkir di dekat Persimpangan Ad-Derwish di Baghdad Baratdaya meledak saat satu prosesi berlangsung sore hari, demikian Xinhua. Dua orang tewas dan 10 orang lagi cedera, kata sumber tersebut.

Sumber itu menambahkan bom mobil kedua meledak di dekat satu pos pemeriksaan di Jalan As-Sadoun di Baghdad Tengah pada Ahad malam. Dua orang tewas dan sembilan orang lagi cedera dalam peristiwa tersebut.

Jumlah korban jiwa dikhawatirkan bertambah setelah ambulans dan kendaraan polisi memindahkan korban ke beberapa rumah sakit.

Aksi teror dan kerusuhan telah menewaskan 5.576 warga sipil di Irak dalam semester pertama tahun ini, dan 11.666 orang lagi cedera, demikian laporan PBB belum lama ini.

Sedikitnya 14 orang Irak tewas dan 51 orang lagi cedera dalam dua serangan bom mobil di Baghdad, Sabtu malam (1/11), kata satu sumber Kementerian Dalam Negeri Irak.

Serangan pertama terjadi menjelang malam, ketika seorang pembom bunuh diri menabrakkan truknya, yang diisi peledak, ke pos-pemeriksaan polisi yang ramai di pintu masuk Baghdad Selatan di Kabupaten Doura, menewaskan 11 polisi dan warga sipil, serta melukai 42 orang lagi.

Sumber tersebut menambahkan satu bom mobil meledak pada malam hari di dekat pengunjung yang sedang merayakan peringatan Asyura di Jalan Palestina di Baghdad Timur, sehingga menewaskan tiga orang dan melukai sembilan orang lagi.

Lembaga PBB dan mitra mereka mengajukan permohonan bantuan darurat sebanyak 172 juta dolar AS guna membantu sebagian besar orang yang menjadi pengungsi di dalam negeri mereka dan rentan agar mereka bisa memperoleh tempat berteduh, makanan dan barang bantuan inti serta layanan kesehatan, kata juru bicara PBB tersebut.

(Uu.C003)

Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2014