Kediri (ANTARA News) - Kondisi Gn (45) warga Kabupaten Kediri, Jawa Timur, terduga terkena virus Ebola, setelah pulang dari tempatnya bekerja di Liberia, Afrika Barat, semakin membaik setelah dirawat di RSUD Pelem, Pare, Kabupaten Kediri.

"Pemeriksaan hari ini pasien terduga Ebola stabil, dalam artian tanda-tanda vital seperti tensi, suhu normal, suhunya 36,9 derajat Celsius," kata dr Harnowo kepada wartawan, Senin.

Ia mengatakan, saat ini kondisi pasien sudah lebih baik dari sebelumnya. Pasien juga diketahui tidak mengalami perdarahan ataun diare, bahkan sudah merasa tidak nyeri lagi pada tubuhnya.

Harnowo mengatakan, sampai saat ini pasien memang masih dirawat di ruang isolasi karena baru pulang dari negara endemik Ebola, sebagai bentuk antisipasi dan waspada serangan penyakit itu.

Gn diberi obat-obatan dan cairan infus sampai kondisinya pulih.

Ia mengatakan, RSUD Pelem masih menunggu hasil laboratorium yang sampai saat ini belum keluar juga.

"Kami masih tunggu hasil uji laboratoriumnya. Kami juga terus waspada," kata Harnowo.

Dokter melarang keluarga menjenguk pasien ke dalam ruang isolasi, sedangkan petugas yang memeriksa harus mengenakan atribut lengkap dan steril untuk mencegah penyakit itu menular ke orang lain.

GN adalah salah satu dari 28 buruh migran yang kembali dari Liberia, Minggu (26/10). Ia dirawat di rumah sakit setelah mengeluhkan sakit dengan gejala demam, nyeri saat menelan, nyeri sendi, dan batuk.

Ia sempat dirawat di Puskesmas, lalu dirujuk ke rumah sakit setelah demamnya tidak kunjung turun. Ia diduga terjangkit virus Ebola karena gejalanya mirip dengan gejala penyakit Ebola, apalagi dia baru pulang dari Liberia yang merupakan salah satu negara endemik Ebola.

Namun, sampai saat ini dinas kesehatan masih melakukan uji laboratorium atas sakitnya.

Virus Ebola terus meluas di mana WHO menyebut, kematian akibat virus ini Afrika Barat sudah mencapai 3.000 orang, sedangkan 6.500 orang diperkirakan sudah terinfeksi virus ini di wilayah tersebut.

Liberia diketahui sebagai negara yang terkena dampak terburuk dengan korban tewas 1.830 orang.

Virus ebola menyebar dengan cepat dan diketahui muncul dari hutan terpencil di daerah Guinea, lalu menyebar ke Liberia dan Sierra Leone.

Virus Ebola ini ditengarai berasal dari kelelawar buah yang bisa ditularkan ke manusia dengan menyentuh korban atau melalui cairan dalam tubuh, seperti keringat dan darah.

Virus ini pertama kali diidentifikasi pada 1976 di Republik Demokrasi Kongo. Hingga kini belum ada vaksin atau obat untuk Ebola.

Gejala penyakit ini menyerupai flu dengan rasa sakit baik dari dalam dan luar organ tubuh, serta diketahui lewat gejala demam disertai pendarahan yang memicu gagal ginjal dan hati dengan tingkat kematian 90 persen.




Pewarta: Destyan Hendri Sujarwoko
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2014