Jakarta (ANTARA News) - PT Pos Indonesia (Persero) menargetkan pendapatan tahun 2015 sebesar Rp5,6 triliun, tumbuh 21,74 persen dari pendapatan 2014 yang diproyeksikan sekitar Rp4,6 triilun.

"Kenaikan pendapatan tahun 2015 dipicu pertumbuhan dari pengembangan sejumlah bisnis baru," kata Direktur Utama Pos Indonesia Budi Setiawan di Gedung Kantor Pos Besar, Lapangan Banteng, Jakarta, Senin.

Saat yang bersamaan, perseroan juga menargetkan laba bersih tahun 2015 sebesar Rp405 miliar, naik dibanding tahun 2014 yang diproyeksikan sekitar Rp312 miliar.

Menurut Budi, pada tahun 2015 kontribusi pendapatan terbesar masih disumbang dari jasa pengiriman barang yang mencapai 50 persen.

Disusul pendapatan jasa pengiriman uang sebesar 38 persen, pendapatan ritel sembilan persen, selebihnya berasal dari pendapatan logistik dan layanan usaha lainnya.

"Layanan pengiriman on-line selama 2014 tumbuh hingga 30 persen. Kami yakini dengan peningkatan kualitas layanan jasa pengiriman pada 2015 akan terus melonjak," ujarnya.

Ia menegaskan, dalam rangka transformasi bisnis yang mulai dijalankan perseroan sejak tahun lalu.

Budi menambahkan, salah satu bisnis yang segera dikembangkan Pos Indonesia adalah sektor properti, seperti pengelolaan gedung termasuk pembangunan hotel.

Melalui anak usaha, PT Pos Properti Indonesia, perseroan akan mengoptimalkan seluruh aset-aset induk perusahaan yang memiliki potensi untuk dikembangkan.

Pos Properti sedang membangun dua unit hotel di Kota Bandung yang akan rampung pada awal tahun 2015, dan dalam 5 tahun ke depan akan dibangun hingga 10 unit hotel lagi.

"Tinggal menunggu perizinan saja. Tahun depan hotel Pos Indonesia diharapkan mulai beroperasi," ujarnya.

Pos Indonesia juga gencar masuk ke bisnis ritel yang disebut PostShop, dengan menggandeng PT Indomarco Prismatama (Indomaret).

"Gerai yang dikembangkan dengan konsep memanfaatkan lokasi-lokasi di mana kantor pos berada akan terus diutilisasi. Setidaknya terdapat sekitar 2.000 titik aset Pos Indonesia yang dapat dikembangkan," ujarnya.

Sementara pada bisnis jasa logistik, Pos Indonesia melakukan ekspansi bisnis melayani jasa pengiriman barang jemaah haji Indonesia tahun 2014.

"Untuk pertama kali Pos berbisnis pengiriman angkutan barang tahun 2014, namun sudah mampu mengangkut 26 ton barang. Ini potensi yang siap dikembangkan," ujarnya.

Sementara di bidang jasa remittance (pengiriman uang dari luar negeri), Pos Indonesia terus meningkatkan kerja sama dengan sejumlah negara yang menjadi kantong-kantong para tenaga kerja Indonesia.

"Layanan bisnis remitansi kita terus meningkat, bahkan nilai pengiriman uang ke dalam negeri menembus angka Rp18 triliun, dengan 18--20 juta kali transaksi per tahun," ujar Budi.

Capex

Pada tahun 2015 Pos Indonesia menganggarkan belanja modal (capital expenditure/capex) sekitar Rp600 miliar, lebih rendah dibanding capex 2014 sebesar Rp700 miliar.

Anggaran belanja dialokasikan antara lain untuk menambah dan mengembangkan kantor pos di sejumlah wilayah, termasuk untuk pembangunan hotel.

Dari Rp600 miliar sebanyak Rp200 miliar untuk pengembangan aset kantor. Sekitar Rp200 miliar untuk modal pembentukan Bank Pos bekerjasama dengan Mandiri dan Taspen. Selebihnya, selebihnya untuk keperluan lain seperti pengembangan jaringan teknologi dan server.

Komposisi pendanaan capex tambah Budi, sebesar 60 persen kas internal, selebihnya atau sekitar 40 persen dari pinjaman perbankan.
(R017)


Pewarta: Royke Sinaga
Editor: Ella Syafputri
Copyright © ANTARA 2014