Palembang (ANTARA News) - Setelah sempat mereda pada Oktober lalu karena tersapu hujan, kabut asap di Palembang kembali pekat November ini.

"Kabut asap yang menyelimuti Kota Palembang dan beberapa daerah sekitarnya dalam dua bulan terakhir yang sempat mereda kini kembali mengganggu aktivitas masyarakat dan kesehatan masyarakat karena kondisinya cukup pekat," kata aktivis lingkungan dari Mahasiswa Hijau Indonesia (MHI) Sumatera Selatan, Dedek Chaniago, di Palembang, Senin.

Dia menjelaskan, kabut asap seperti di dalam Kota Palembang dan Jalan Lintas Timur Sumatera antara Palembang dengan Kabupaten Ogan Ilir sangat pekat. Kondisi itu mengakibatkan arus lalu lintas di kawasan tersebut terutama pada pagi hari terganggu karena jarak pandangnya sekitar 10-35 meter.

Selain mengganggu arus arus lalu lintas, kabut asap juga mengganggu aktivitas lain warga, termasuk penerbangan di Bandara Internasional Sultan Mahmud Badaruddin (SMB) II Palembang, dan kesehatan masyarakat.

"Sekarang ini banyak warga provinsi yang berpenduduk sekitar 8,6 juta jiwa ini mengeluhkan gangguan kesehatan seperti batuk dan sesak napas akibat kabut asap," ujarnya.

Sementara Kepala Seksi Observasi dan Informasi Stasiun Klimatologi Kenten BMKG Sumatera Selatan Indra Purnama menjelaskan, kabut asap kembali terjadi di Kota Palembang dan sekitarnya disebabkan masih terjadi kebakaran hutan dan lahan gambut di wilayah Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI).

Kondisi tersbeut diprediksi segera berakhir karena setelah 5 November 2014 diprakirakan hujan mulai turun secara merata di wilayah provinsi yang memiliki 17 kabupaten dan kota itu.

Dengan turunnya hujan secara merata, diharapkan titik api terutama di kawasan hutan dan lahan gambut di Kabupaten OKI dapat hilang dengan guyuran air hujan yang cukup lebat, karena sifat lahan gambut hanya bisa dipadamkan dengan hujan lebat, ujar Indra.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumsel, Yulizar Dinoto, menjelaskan bahwa menghadapi bencana kabut asap sekarang ini, pihaknya menyiapkan beberapa langkah penanggulangan di antaranya dengan operasi pemadaman titik api melalui darat dan udara.

Pemadaman melalui darat bekerja sama dengan BPBD dan petugas penanggulangan bahaya kebakaran kabupaten yang menjadi sumber titik api serta didukung personel TNI jajaran Kodam II Sriwijaya.

Sedangkan untuk operasi pemadaman kebakaran hutan dan lahan melalui udara, pihaknya melakukan pengeboman air di titik api yang sulit dijangkau tim operasi darat dengan menggunakan helikopter, serta mengupayakan hujan buatan atau teknologi modifikasi cuaca (TMC), ujar Yulizar.

Pewarta: Yudi Abdullah
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2014